REPUBLIKA.CO.ID, NASHVILLE -- The Tennessean mengumumkan pemecatan manajer periklanan mereka setelah mengizinkan sebuah iklan anti-Muslim mengisi satu halaman penuh Koran Tennessean pada Ahad (21/6). Iklan yang diketahui dibeli sebuah organisasi di Arkansas itu, berisi pernyataan yang menyudutkan Islam sekaligus prediksi adanya serangan nuklir dari umat Muslim yang akan menghancurkan Nashville.
Melalui investigasi internal, Tennessean mengungkapkan, tiga staf periklanan yang diperiksa karena melalaikan tugas mereka untuk memeriksa ulang secara keseluruhan konten dalam iklan yang akan ditampilkan. Dia mengatakan, iklan tersebut seharusnya ditinjau terlebih dulu, namun manajer penjualan telah lebih dulu menyetujui iklan tersebut tanpa sepenuhnya meninjau konten.
"Tim penjualan dan desain tidak sepenuhnya membaca konteks konten iklan secara keseluruhan dan langsung menyetujuinya," kata Presiden Penjualan Lokal Gannett, induk perusahaan Tennessean, Kathy Jack-Romero, yang dikutip di Tennessean, Selasa (23/6).
"Manajer itu diberhentikan pada Senin," tambahnya.
Secara pribadi, Jack-Romero mengungkapkan janjinya untuk segera menyelesaikan dampak dari iklan tersebut di Nashville. Tennessean juga mengungkapkan permintaan maaf kepada seluruh Muslim di Nashville yang terdampak iklan tersebut.
“Kami telah menyelesaikan peninjauan kami, mengambil tindakan terhadap manajer yang bertanggung jawab, memperkuat proses kami memastikan hal ini tidak pernah terjadi lagi, dan mengambil langkah-langkah mengurangi kerusakan luar biasa yang disebabkan oleh komunitas," kata Jack-Romero.
"Kami meminta maaf karena menerbitkan iklan ini dan kami secara khusus meminta maaf kepada komunitas Muslim, di Nashville dan lebih luas lagi. Ini seharusnya tidak pernah terjadi," ujarnya.
Iklan serupa juga berseliweran di situs Tennessean.com sejak Rabu (17/6) lalu, dan dihilangkan pada Ahad (21/6). Iklan daring itu dilaporkan dibeli oleh kelompok yang sama dengan pembeli iklan anti-Islam yang mengisi satu halaman penuh koran Tennessean.
Kelompok itu bahkan dikabarkan telah berencana menyebarluaskan kebencian mereka pada Islam melalui iklan di Billboard dan ribuan surat yang diklaim akan disebar ke seluruh penjuru Nashville pekan ini. Para pemimpin Muslim di Nashville mengatakan telah melakukan kontak dengan kepemimpinan Tennessean pada Ahad dan Senin lalu. Mereka meminta Tennessean untuk lebih berhati-hati dan teliti agar iklan serupa tidak akan tercetak lagi di masa depan.
Secara terpisah, Gannett berkata akan mengalihkan 14 ribu USD (Rp 197 juta) dari iklan anti-Muslim yang mereka terima kepada kelompok advokasi Muslim, American Muslim Advisory Council di Nashville. Perusahaan itu juga menyediakan halaman iklan senilai 50 ribu USD (Rp 710 juta) yang akan diisi oleh beberapa organisasi Islam di Nashville.
Akibat kelengahan ini, Gannett mengatakan akan memberikan pelatihan seputar sensitivitas dalam ruang jurnalistik pada seluruh staf penjualan dan periklanannya. "Semua eksekutif penjualan, manajer, dan anggota tim pengembangan kreatif akan diberikan pelatihan dan kebijakan baru seputar pidato kebencian dan konten iklan sensitif lainnya," kata Jack-Romero.
Sebelumnya, koran The Tennessean menayangkan iklan satu halaman yang memampang foto Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Paus Francis. Foto kedua tokoh tersebut dilengkapi dengan gambar bendera Amerika yang terbakar dan kerusuhan.
Adapun tulisan berisi delapan paragraf yang terpampang itu diawali dengan kata "Dear Citizen of Nashville" (Teruntuk warga Nashville). Artikel tersebut berisi kutipan Alkitab yang berisi pesan peringatan kemungkinan terjadinya kehancuran yang disebabkan oleh Islam.
"Islam sedang berencana meledakkan sebuah nuklir," tulisnya.