Selasa 23 Jun 2020 16:48 WIB

Gempa Tomini Terasa Hingga Gorontalo

Gempa bermagnitudo 6.0 melanda Teluk Tomini pada Selasa siang.

Gempa (ilustrasi). Gempa yang melanda wilayah Teluk Tomini, Sulawesi Utara juga terasa di Gorontalo.
Foto: Reuters
Gempa (ilustrasi). Gempa yang melanda wilayah Teluk Tomini, Sulawesi Utara juga terasa di Gorontalo.

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara pada Selasa pukul 14.43 WIB, juga terasa di Provinsi Gorontalo. BMKG mencatat gempa tektonik tersebut terjadi di wilayah Teluk Tomini dengan magnitudo 6,0.

Episentrum gempa bumi terletak pada koordinat 0,03 LU dan 123,82 BT, tepatnya berlokasi di laut pada jarak 46 km arah Barat Daya Kota Bolaang Uki, Sulawesi Utara pada kedalaman 109 km. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono melalui siaran pers mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi di bawah Sulawesi Utara.

Baca Juga

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan patahan naik (thrust fault). Guncangan gempa bumi itu juga dirasakan di daerah Bone Bolango, Bolaang Uki, Luwuk IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Gorontalo, Lolak, Ampana, Minahasa Tenggara, dan Tutuyan III-IV MMI.

Getaran juga terasa di Kotamobagu, Malili, Sorowako, Taliabu, Labuha III MMI. Lalu, di Pasang kayu, Palu, Bitung, Toraja, Masamba, Manado, Toli-toli II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang) .

Hingga saat ini, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi yang tidak berpotensi tsunami tersebut. Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan, namun masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Masyarakat diminta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Warga juga diserukan untuk memastikan tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum mereka kembali ke dalam rumah.

"Gempa kencang sekali dan cukup lama, rumah bergoyang, bunyinya cukup keras membuat kami tambah panik," ungkap salah seorang warga, Syafrudin.

Menurut Syafrudin, dengan guncangan sekuat itu, ia dan keluarganya panik. Mereka berupaya lari ke luar rumah. Saat berita ini diturunkan, warga telah kembali ke dalam rumah.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement