REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -– Empat Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Jember akan menjadi percontohan penerapan pertanian cerdas iklim (CSA) selama empat tahun ke depan. Empat BPP terpilih adalah Ajung, Balung, Ambulu, dan Gumukmas. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pun mengajak para petani dan penyuluh di Jember untuk lebih semangat dalam bertani
“Petani dan penyuluh adalah garda terdepan dalam pertanian. Mereka tidak boleh berhenti, karena pertanian tidak boleh berhenti dalam kondisi apa pun. Namun, tetap jalankan protokol pencegahan Covid-19. Agar petani dan penyuluh sehat dan produktivitas meningkat,” kata Syahrul melalui siaran tertulisnya, Selasa (23/6).
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDMP Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan, petani dan penyuluh bisa menerapkan dan mengembangkan Pertanian Cerdas Iklim (Climate Smart Agriculture) melalui proyek SIMURP yang akan diterapkan di Kabupaten Jember, Jawa Timur. CSA dilakukan sebagai antisipasi dampak perubahan iklim global.
"Apalagi Indonesia diperkirakan akan mengalami musim kemarau panjang. Untuk itu, para penyuluh dan petani harus segera melakukan percepatan tanam agar di sisa musim hujan ini petani masih bisa panen, untuk menjaga ketersediaan dan ketahanan pangan,” kata dia.
Dedi mengatakan, memperkuat ketahanan pangan bisa dimulai dari keluarga. Caranya dengan memanfaatkan pekarangan yang dapat ditanami tanaman obat-obatan pribadi. Sayuran, ternak kambing atau ayam, dan kolam ikan juga bisa dubuat di sana. Sedangkan di lahan sawah, bisa ditanami tanami dengan sistim tumpang sari, seperti padi dan tanaman sayuran.
Sementara di Jember, 4 BPP telah bersiap dengan menetapkan calon petani dan calon lokasi CSA. Banyak hal yang telah dilakukan terutama di wilayah binaan ke empat BPP yang akan menjadi lokasi penerapan pertanian cerdas iklim.
Berdasarkan data yang ada, jumlah penyuluh (PNS dan THL) di BPP Ajung sebanyak 17 orang. Mereka bisa membina 145 poktan dan 23 Gapoktan dan komoditas unggulannya padi dan jagung. Sedangkan di BPP Balung, jumlah penyuluh (PNS, THL dan Swadaya) 22 orang dan mampu membina 181 poktan dan 22 Gapoktan dan komoditas unggulannya padi, jagung,kubis, cabe dan tembakau.
Di BPP Ambulu, jumlah penyuluh (PNS, THL dan Swadaya) sebanyak 24 orang yang mampu membina 171 poktan dan 28 Gapoktan dengan komoditas unggulannya padi, jagung, kedelai dan tembakau. Sedang BPP Gumukmas jumlah penyuluh (PNS, THL dan Swadaya) sebanyak 29 orang yang mampu membina 238 poktan dan 29 Gapoktan dengan komoditas unggulannya padi dan tanaman hortikultura/sayuran.
Di bawah Komando Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan di Kabupaten Jember, serta kerja keras para penyuluh pendamping, kelompok tani di wilayah BPP tersebut telah dapat memanfatkan teknologi tepat guna. Khususnya, dalam pemanfaatan alat tanam padi dengan mesin transplanter yang dirasakan petani lebih efektif dan efisien.
Kegiatan budidaya tanaman padi, jagung, sayuran dan tembakau di masa pendemi covid-19 tidak mengahalagi para petani dan penyuluh terus melakukan inovasi dan melakukan penyuluhan tentang teknologi tepat.
Para penyuluh di BPP dengan korluh masing-masing terus di lapangan bersama para penyuluh dan POPT dan petugas lapangan lainnya, juga mengembangkan dan menerapkan inovasi di kelompok tani binaannya. Diantaranya penggunaan alat mesin pertanian (alat panen dan alat tanam), penanaman padi varietas unggul, sistim jajar legowo 40:20:10, pemupukan berimbang dengan penambahan pupuk organik, pengendalian hama terpadu dengan pestisida nabati dan pemanfaaan tanaman refugia.
BPP masih menjadi tempat petani bertanya dan berkonsultasi dan mencari informasi tentang berbagai pengetaahuan/teknologi pertanian seperti belajar teknik perbanyakan tanaman, belajar bagaimana mengolah limbah pertanian dan limbah ternak dan dimanfaatkan menjadi pupuk organik.