REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Sejumlah elemen masa unjuk rasa dari berbagai lembaga melakukan aksi unjuk rasa di perbatasan Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Provinsi Sulawesi Tenggara, Selasa (23/6), guna menolak kedatangan 500 orang TKA yang akan bekerja membangun smelter di PT VDNI dan OSS Morosi, Konawe.
Terlihat koordinator lapangan masing-masing elemen unjuk rasa melakukan orasi ilmiah secara bergantian. Para orator menyampaikan dengan tegas bahwa mereka menolak kedatangan sekutu untuk masuk di provinsi Sulawesi Tenggara. Masa juga membakar ban di perempatan perbatasan kota itu.
Dua elemen yang melakukan aksi unjuk rasa adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Taman Pemuda dan Mahasiswa Tolaki Sulawesi Tenggara.
Selain itu, berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, perempatan perbatasan Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan ini menjadi titik kumpul elemen massa unjuk rasa untuk melakukan orasi. Yang selanjutnya bergerak menuju ke Bandara Haluoloe secara bersama-sama.
Sejauh ini, aksi unjuk rasa masih berjalan lancar. Sementara itu, arus lalulitas cukup terganggu. Banyak pengendara terpaksa memutar haluan karena masa aksi berorasi tepat di depan gerbang perbatasan.
Sementara itu, terlihat beberapa pleton personel kepolisian dan satu unit Water Cannon mulai bergerak menuju simpang empat Bandara Haluoleo.
Untuk diketahui, hari ini Selasa (23/6) dijadwalkan sebanyak 156 TKA asal China akan tiba di Bandara Haluoleo Kendari. 156 TKA itu adalah gelombang pertama dari 500 TKA yang akan datang di Sultra.