REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan diri di dalam pangkalan militer Turki di ibukota Somalia. Polisi mengatakan insiden itu menewaskan dua orang.
Ini pertama kalinya pangkalan militer Turki di luar negeri diserang oleh al-Shabab, kelompok ekstremis yang memiliki hubungan dengan al-Qaeda. Radio aL-Furqan melaporkan kelompok bersenjata yang bermarkas di Somalia itu mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Kapten Polisi Mohamed Hussein mengatakan serangan terjadi saat kadet-kadet baru sedang melakukan latihan. Perwira militer Somalia Kolonel Ahmednor Abdulle mengatakan pihak berwenang tengah menyelidiki bagaimana pelaku bisa menyelinap masuk ke dalam pangkalan.
Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan Turki mengatakan satu orang warga Somalia terbunuh dan satu orang lainnya terluka. Mereka mengatakan tidak ada personel militer Turki yang terluka dan ledakan tidak merusak barak.
"Mengecam organisasi teroris dan pendukungnya yang melakukan serangan pengecut ini, kami tidak akan meninggalkan saudara Somalia kami sendirian dalam perang melawan organisasi teroris," kata Kementerian Pertahanan Turki, Selasa (23/6).
Turki meningkatkan kehadiran mereka di Somalia dan mengelola salah satu dari beberapa pusat pelatihan militer di Tanduk Afrika tersebut. Somalia sudah lama diguncang oleh konflik.
Kantor berita Turki, Anadolu Agency mengutip Duta Besar Turki untuk Somalia Mehmet Yilmaz yang mengatakan serangan itu terjadi sesaat sebelum penjaga yang menyadari ada penyelinap dan menembaknya. Ia mengatakan insiden terjadi saat proses perekrutan program pelatihan.
"Berdasarkan informasi awal, pelaku serangan meninggalkan kerumunan dan mencoba masuk ke dalam (pangkalan). Ia ditembak setelah tidak mematuhi tentara Somalia yang 'memerintahkannya berhenti', lalu ada ledakan," kata Yilmaz.
Di stasiun radio milik pemerintah Panglima Tentara Somalia Jenderal Odowa Yusuf Rage juga mengatakan pasukan keamanan menembak mati pelaku serangan di luar gerbang utama.