Rabu 24 Jun 2020 10:24 WIB

 Anggaran Tersedot Covid, Pembangunan Masjid Al Jabbar Molor

Awalnya pembangunan Masjid Al Jabar ini ditargetkan selesai dan bisa digunakan 2021.

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
 Kepala Dinas Binamarga dan Tata Ruang Jabar, A Koswara MP (kanan)
Foto: Arie Lukihardianti/Republika
Kepala Dinas Binamarga dan Tata Ruang Jabar, A Koswara MP (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Banyak proyek pembangunan infrastruktur di Jabar terpaksa dibatalkan dan terbengkalai karena anggarannya tersedot untuk penanganan Covid-19 di Jabar. Tahun ini, Dinas Binamarga dan Tata Ruang Jabar merencanakan sekitar 90 paket lelang, tapi yang bisa berjalan hanya 6 paket lelang, sisanya sebanyak 84 paket anggarannya untuk penanganan Covid-19. 

Menurut Kepala Dinas Binamarga dan Tata Ruang Jabar, A Koswara MP, salah satu proyek yang anggarannya terpengaruh adalah pembangunan Masjid Al Jabbar. Menurutnya, proyek Masjid Aljabar  masih dikerjakan, namun penyelesaiannya tidak tahun ini. 

Koswara mengatakan, awalnya pembangunan masjid kebanggan warga Jabar ini ditargetkan selesai dan sudah bisa digunakan pada tahun 2021. Tapi, karena adanya wabah corona penggunaan Masjid Al-Jabar jadi molor

“Anggaran pekerjaan Masjid Aljabar ikut tergeser. Jadi, pekerjaan yang dilakukan hanya luarnya saja. Karena alokasi anggarannya hanya Rp 31,5 miliar dari kebutuhan Rp 360 miliar,” ujar Koswara, Rabu (24/6).

Koswara mengatakan, sisa kekurangan anggaran untuk pembangunan masjid Al Jabar, rencanya akan digeser ke tahun depan. "Ya mudah-mudahan ga ada kendala lagi jadi tahun depan pembangunannya bisa diselesaikan dan digunakan," katanya.

Koswara menjelaskan, anggaran APBD murni 2020 untuk Dinas Bina Marga dan Tatar Ruang Provinsi Jabar dialokasikan sekitar Rp 1,657 triliun. Setelah refocusing dan beberapa kali  pergesaran anggaran untuk belanja langsung saja tersisa sekitar 23,9 persen. 

“Jadi, anggaran belanja langsung yang tadinya Rp 1,552 triliun kini menjadi Rp 371 miliar. Ini tentunya berpengarug terhadap parget kinerja kita,” katanya.

Menurutnya, anggaran tersebut digunakan untuk beberapa proyek saja, terutama untuk pembangunan dan peningkatan jalan. Ia merinci, pemeliharaan jalan tetep dilaksanakan untuk 2.360 km. Untuk peningkatan jalan, target awalnya 88,59 km menjadi 3,1 km. Targer pembangunan jalan 2,6 km jadi tidak ada. Untuk pembangunan drainase dari target 25.600 meter menjadi 2.600 meter. 

“Untuk perbaikkan jalan targetnya 1.378,95 meter menjadi 500 meter. Sementara itu, untuk rehabilitasi jalan tinggal 48 meter dari target awal 123 meter. Penggantian jembatan tidak ada dan pembangunan jembatan asalnya 3 sekarang hanya 2,” papar Koswara.

Seperti yang telah diberitakan Republika sebelumnya, pembangunan Masjid Raya Al-Jabbar di Gedebage, Kota Bandung, memasuki tahap ketiga. Pekerjaan detail di bagian eksterior maupun interior, seperti taman, air mancur, dan fasilitas untuk difabel, akan segera diselesaikan. 

Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, setiap sudut di Masjid Al-Jabar mesti memiliki fungsi. Oleh karena itu, Ridwan Kamil menginstruksikan kepada tim perencana pembangunan untuk memperhatikan aspek fungsionalitas dalam pembangunan maupun penambahan fasilitas. 

"Mudah-mudahan di bulan Maret kita sudah bisa mengerjakan (pembangunan tahap ketiga), selesai di bulan Desember, sehingga di awal 2021 sudah bisa diresmikan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Emil berharap, Masjid Raya Al-Jabbar tidak hanya menjadi sebuah bangunan monumental. Karena masjid tersebut merupakan bagian dari komitmen pemimpin kepada dakwah Islam dan kemajuan peradaban masyarakat. 

"Tinggal tahap selanjutnya adalah ruang pameran tentang sejarah Nabi (Muhammad SAW)," katanya.

Emil mengatakan, Masjid Raya Al-Jabbar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Bandung Timur. Selain ditunjang oleh Stasiun Cimekar, nantinya, Masjid Al-Jabbar akan terintegrasi dengan jalur kereta cepat Bandung-Jakarta.

"Bisa jadi tempat wisata, wisata arsitektur, dan wisata religi, dipakai solat, dipakai Idul Adha, Idul Fitri, dan lain-lain," katanya.

Masjid yang berada di atas tanah seluas 25,99 hektare itu dibangun dengan konsep terapung di atas Embung Gedebage yang memiliki luas 7,2 hektare. Embung tersebut dapat menampung air sampai 270.000 meter kubik (m3) yang berfungsi untuk mengendalikan banjir, sumber air, dan konservasi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement