Rabu 24 Jun 2020 11:30 WIB

Joe Biden Raup Dukungan dari Mantan Pejabat Keamanan

Puluhan mantan pejabat keamanan nasional AS dari Partai Republik dukung Joe Biden

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Puluhan mantan pejabat keamanan nasional AS dari Partai Republik dukung Joe Biden. Ilustrasi.
Foto: Tracie van Auken/EPA
Puluhan mantan pejabat keamanan nasional AS dari Partai Republik dukung Joe Biden. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Puluhan mantan pejabat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik mendukung calon presiden Joe Biden. Hal ini menunjukan Presiden AS Donald Trump telah mendorong keluar sejumlah orang dari partainya sendiri.

Pada Rabu (24/6) sumber mengatakan kelompok itu akan mengumumkan dukungan mereka dalam beberapa pekan ke depan. Para anggota kelompok itu berencana berkampanye untuk mantan wakil presiden Biden yang menantang Trump dalam pemilihan presiden 3 November mendatang.

Baca Juga

Anggota kelompok itu terdiri mantan pejabat keamanan nasional pemerintahan Ronald Reagan, George H.W. Bush, dan George W. Bush. Sumber mengatakan lusinan orang sedang dalam pembicaraan untuk ikut bergabung.

Sumber menyebut kelompok itu berpendapat jika Trump kembali menjabat selama empat tahun maka akan membahayakan keamanan nasional AS. Menurut mereka pemilih partai Republik harus melihat Biden sebagai pilihan yang lebih baik walaupun ada perbedaan pendapat mengenai sejumlah kebijakan.

Menurut orang yang terlibat, inisiatif ini dipimpin oleh John Bellinger III dan Ken Wainstein. Keduanya pejabat dalam pemerintahan George W. Bush.

Bellinger menjabat sebagai penasihat hukum Dewan Keamanan Nasional dan Departemen Luar Negeri. Wainstein menjabat sebagai penasihat keamanan dalam negeri Bush dan sebagai kepala staf mantan direktur FBI Robert Mueller.

Sumber yang tidak bersedia namanya disebutkan mengatakan mantan penasihat kebijakan luar negeri Bush dan Duta Besar untuk India, Robert Blackwill, juga masuk anggota kelompok ini. Sejumlah mantan pejabat yang tidak dari bidang keamanan nasional dan independen juga ikut dalam kelompok ini.

"Trump berteman dengan para diktaktor, ia benar-benar berbahaya," kata orang yang terlibat dalam kelompok tersebut dan tidak bersedia namanya disebutkan, Rabu (24/6).

Sumber mengatakan kelompok tersebut dapat muncul di hadapan publik sebelum Konvensi Nasional Partai Demokrat pada bulan Agustus. Ketika Biden resmi maju sebagai calon presiden. Tapi tanggal peluncuran kelompok tersebut belum ditentukan. Jajak pendapat menunjukan Biden jauh lebih unggul dari Trump.

Dalam beberapa pekan terakhir sejumlah purnawirawan jenderal dan mantan pejabat pemerintah menghujani Trump dengan kritikan. Sebab presiden yang mengincar masa jabatan kedua itu mengancam akan menggunakan militer untuk merespons unjuk rasa menentang diskriminasi rasial dan brutalitas polisi terhadap masyarakat kulit hitam.

Suami dari penasihat presiden Kellyanne Conway yakni George Conway, juga meluncurkan gerakan anggota Partai Republik anti-Trump. Inisiatif yang dinamakan Lincoln Project ini menyebarkan iklan anti-Trump di sejumlah negara bagian yang menjadi medan perebutan suara.

Bellinger, Wainstein, dan Blackwill sudah pernah menyuarakan perlawanan terhadap Trump. Mereka termasuk dari 50 tokoh yang menandatangani surat menentang pencalonan Trump dari Partai Republik pada Agustus 2016 lalu.

Para mantan pejabat AS itu mengungkapkan bahayanya pencalonan Trump dan bersumpah tidak akan memilihnya. Tahun lalu melalui media sosial Twitter, Trump menghina tokoh-tokoh konservatif dan Partai Republik yang menentangnya sebagai 'manusia sampah'.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement