Rabu 24 Jun 2020 11:55 WIB

Inggris Mulai Buka Pub, Restoran, dan Hotel

Pub, restoran, dan hotel di Inggris dapat dibuka kembali pada awal bulan depan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Pub, restoran, dan hotel di Inggris dapat dibuka kembali pada awal bulan depan. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE / ANGELO CARCONI
Pub, restoran, dan hotel di Inggris dapat dibuka kembali pada awal bulan depan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pub, restoran, dan hotel di Inggris dapat dibuka kembali pada awal bulan depan. Upaya Johnson melonggarkan karantina nasional ini untuk mendorong perekonomian yang menyusut karena pandemi virus corona.

Tanda-tanda lain untuk menunjukkan kehidupan di Inggris perlahan-lahan kembali normal, salon-salon dan taman-taman kota yang menarik wisatawan akan dibuka kembali. Tapi klub malam, gym dalam ruangan, dan kolam renang tetap ditutup.

Baca Juga

Pengusaha-pengusaha Inggris, terutama di sektor pariwisata dan anggota Partai Konservatif menekan Johnson untuk segera merelaksasi karantina nasional. Namun,  sampai sekarang ia menolak melakukan itu karena khawatir gelombang kedua wabah virus corona.

Ia mengatakan, angka penularan mulai turun dan saat ini ancaman gelombang kedua kecil sehingga ia dapat membuka sebagian aktivitas ekonomi. Johnson menerangkan, dengan melonggarkan pembatasan sosial dari jaga jarak dua meter menjadi satu meter ditambah pemakaian masker dan pelindung wajah maka banyak bisnis yang bisa kembali dibuka pada 4 Juli mendatang.

"Hari ini, kami dapat mengatakan hibernasi nasional kami yang berlangsung lama mulai berakhir. Semua bisnis jasa hiburan dalam ruangan akan membatasi jumlah mejanya dan pedoman kami mendorong agar tempat usaha meminimalisir kontak antara staf dan konsumen," kata Johnson pada parlemen, Rabu (24/6).

Ia mengajak masyarakat kembali mengunjungi pub-pub. Tapi ia juga meminta warga tetap bertanggung jawab dan para pengunjung yang menikmati tradisi minum bir menuliskan nama mereka di pintu masuk.

Perubahan ini akan memungkinkan dua rumah tangga bertemu. Johnson menambahkan semua sekolah akan mulai dibuka kembali pada September. Ia mengatakan semua peraturan kontak sosial akan digantikan oleh pedoman yang baru.

Direktur Jenderal Kamar Dagang Inggris Adam Marshall mengatakan pengusaha harus berhati-hati menyambut langkah ini. Menurutnya kondisi bisnis masih jauh dari biasanya. "Upaya yang lebih luas untuk bisnis dan kepercayaan konsumen masih dibutuhkan," kata Marshall.

Inggris adalah salah satu negara dengan angka kematian terkait virus corona tertinggi di dunia. Tapi jumlah kasus infeksi terus turun. Pada Senin (22/6) pejabat kesehatan negara itu hanya melaporkan 15 kasus kematian Covid-19, angka terendah sejak pertengahan Maret.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement