Rabu 24 Jun 2020 12:15 WIB

Kostratani Perkuat Peran BPP Bangun Pertanian dari Kecamatan

Kostratani dan AWR dengan sinkronisasi pusat-daerah tingkatkan produksi pertanian

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi pada focus group discussion (FGD) virtual bertajuk Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras) di Jakarta dengan para penyuluh dari sejumlah daerah, Selasa (23/6). Ia mengatakan Kostratani didukung agriculture war room disingkat AWR akan mendukung koordinasi dan sinkronisasi pusat  dengan pemerintah daerah hingga tingkat kecamatan melalui BPP atau balai penyuluhan pertanian
Foto: BPPSDMP
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi pada focus group discussion (FGD) virtual bertajuk Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras) di Jakarta dengan para penyuluh dari sejumlah daerah, Selasa (23/6). Ia mengatakan Kostratani didukung agriculture war room disingkat AWR akan mendukung koordinasi dan sinkronisasi pusat dengan pemerintah daerah hingga tingkat kecamatan melalui BPP atau balai penyuluhan pertanian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski terjadi pandemi Covid-19, sektor pertanian harus tetap berproduksi demi menghidupi petani dan 267 juta jiwa setiap hari. Untuk mendukung produksi, Kementerian Pertanian lewat Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) membangun koordinasi hingga ke tingkat kecamatan sebagai locust pembangunan.

"Kostratani didukung agriculture war room disingkat AWR akan mendukung koordinasi dan sinkronisasi pusat  dengan pemerintah daerah hingga tingkat kecamatan melalui BPP atau balai penyuluhan pertanian," kata Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi pada focus group discussion (FGD) virtual bertajuk Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras) di Jakarta dengan para penyuluh dari sejumlah daerah, Selasa (23/6).

Kostratani dan AWR, katanya mengutip instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, adalah infrastruktur utama pengelolaan pertanian di era industrialisasi 4.0 pendekatan teknologi informasi (IT). Kemampuan transfer data lewat jaringan internet tanpa interaksi dari manusia ke manusia atau manusia ke perangkat komputer dengan Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) adalah mutlak di era 4.0, seperti dilakukan pada Ngobras edisi ketiga sebagai rapat koordinasi online.

"Kostratani tempat kita berkumpul dengan cara-cara baru. Kita tinggalkan pola lama. Cara usang yang tidak cocok lagi digunakan untuk mengelola pertanian. Kita gunakan pendekatan teknologi 4.0 untuk menyatukan para petani dan penyuluh pertanian di seluruh Indonesia dengan Kementan di Jakarta. Kita hapus sekat pusat dan daerah," katanya didampingi Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah dan Kepala Pusluhtan BPPSDMP Leli Nuryati.

Dedi Nursyamsi juga menguraikan penguatan peran KostraTani terhadap 10 Program Utama Kementan mendukung petani dengan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR), pengembangan infrastruktur, alat mesin pertanian (Alsintan), Peningkatan Produksi Tanamam Pangan melalui Pengembangan Kawasan Berbasis Korporasi (Propaktani) dan Pengembangan Kawasan Hortikultura Berdaya Saing (Gedor Horti]. 

Selain itu program utama lain adalah Gerakan Nasional Peningkatan Produktivitas, Produksi, dan Daya Saing Perkebunan (Grasida); Peningkatan Populasi, Produktivitas, Mutu Ternak Potong dan Unggas (SiKomandan); Akselerasi Pemanfaatan Inovasi Teknologi dan Perbanyakan Produksi Benih dan Bibit Hasil Penelitian Badan Litbang Kementan; pengentasan daerah rentan dan rawan pangan melalui family farming atau Pekarangan Pangan Lestari [P2L]; Pertanian Masuk Sekolah [PMS]; distribusi dan pengendalian harga bahan pokok; diversifikasi pangan lokal; penguatan layanan perkarantinaan dan akselerasi ekspor pada program Tiga Kali Lipat Ekspor [GratiEks].

Dia mengingatkan bahwa KostraTani bukan semata-mata tanggung jawab penyuluh pertanian, namun harus didukung dan dilaksanakan 16 fungsional di BPP seperti diinstruksikan Mentan Syahrul."KostraTani memang berpusat di BPP tapi yang bekerja dan bertanggung jawab bukan hanya penyuluh pertanian. Bisa pingsan dia. Kalau semua dibebankan padanya. Penyuluh memang fungsional utama di BPP, tapi tidak berarti semua hal bisa dia tangani," katanya pada kegiatan yang turut dihadiri Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan-Pusluhtan, I Wayan Ediana.

Terkait pandemi Covid-19, Dedi Nursyamsi menyerukan agar wabah Corona jangan sampai menghalangi kinerja penyuluh pertanian selaku garda terdepan pembangunan sektor pertanian, maka patuhi Protokol Kesehatan.

"Kementan mengajak seluruh penyuluh dan petani untuk untuk tetap sehat di tengah pandemi Covid-19. Kalau sehat kita bisa melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Bisa mendampingi petani genjot produksi,"  kata Dedi pada Ngobras edisi III dipandu Kasubbid Informasi dan Materi Penyuluhan - Pusluhtan, Septalina Pradini selaku host.

Dia menambahkan bahwa pengembangan Kostratani juga bertujuan meningkatkan kerjasama pemerintah pusat dan pemerintah daerah melalui Kostrada di tingkat kabupaten dan Kostrawil di tingkat provinsi di bawah kendali KostraTanas di Jakarta. Menurut Dedi, Kostratani menjalankan lima peran utama yaitu pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis, dan pusat pengembangan jejaring dan kemitraan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement