REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi/Ketua Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan pemerintah tengah memproduksi tes cepat (rapid test) sebanyak 100.000 unit dari target dua juta unit.
"Kami juga sedang memproduksi rapid test dengan target sampai dua juta unit, saat ini sudah mulai diproduksi 100.000 unit dan sudah mulai tentunya dipakai," kata Menristek Bambang dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB yang dipantau di Jakarta, Rabu (24/6).
Produksi rapid test oleh Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 itu, kata dia, akan digunakan untuk membantu Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas melakukan rapid test di berbagai lokasi Indonesia. Selain untuk tes massal, kata Menristek, produksi rapid test dalam negeri dapat membantu mengurangi impor unit rapid test dari negara lain.
Menristek juga menegaskan bahwa tengah dipersiapkan unit tes PCR yang bisa digunakan untuk tes swab secara masif dan terdapat laboratorium mobile biosafety level 2 (BSL-2) yang diluncurkan pekan lalu. Dalam kesempatan tersebut, Menristek memuji Universitas Indonesia (UI) yang berhasil membuat ventilator mobile yang telah disumbangkan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk didistribusikan kepada rumah sakit yang membutuhkan.
"Penyerahan ventilator ini adalah bukti dari kerja keras para peneliti dan inovator kita yang telah berhasil melahirkan lima ventilator yang didesain dan diproduksi di Indonesia dalam tempo tiga bulan terakhir," katanya.
Lima ventilator Covent-20 itu sudah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan dan sudah siap dipakai oleh rumah sakit maupun fasilitas layanan kesehatan lainnya. Lima ventilator lain tengah dalam uji klinis.
Menurut Rektor UI Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D, yang turut hadir dalam konferensi pers untuk menyerahkan bantuan ventilator itu kepada Ketua Gugus Tugas Pusat Doni Monardo, mengatakan rencananya akan memproduksi 300 unit yang akan diberikan kepada rumah sakit dengan basis donasi.