REPUBLIKA.CO.ID, TEGUCIGALPA -- Presiden Honduras, Juan Orlando Hernandez, pekan lalu diberi bantuan oksigen ketika menjalani perawatan di rumah sakit karena mengidap COVID-19. Dokter militer, Letnan Kolonel Juan Diaz, memperingatkan bahwa Hernandez masih berada dalam keadaan 'rentan' dan masih perlu dirawat di rumah sakit.
Diaz, yang bekerja di rumah sakit militer di Ibu Kota Tegucigalpa, itu memberi gambaran pertama kepada publik soal betapa serius kondisi medis Hernandez, yang dirawat karena pneumonia. Diaz mengatakan kondisi sang presiden berada antara dalam keadaan baik dan demam, serta ada gangguan pernapasan.
"Ada kemajuan," katanya, mengutip reuters, Rabu (24/6).
Hernandez pada Selasa pekan lalu (16/6) mengatakan ia tertular virus corona, demikian pula dengan isteri dan dua ajudannya. Saat itu, ia mengatakan mengalami gejala ringan dan akan bekerja dari jarak jauh. Namun, ia kemudian pergi ke rumah sakit.
Setelah tiba di rumah sakit dengan mengalami batuk, kesulitan bernapas dan gejala radang, para dokter di rumah sakit menyesuaikan pengobatan bagi Hernandez, "termasuk penggunaan oksigen", kata Diaz. Tidak jelas apakah Hernandez masih menggunakan oksigen dalam perawatannya saat ini.
Tim dokter juga mengganti cairan ke dalam pembuluh darah Presiden, kata Diaz. Ia menambahkan bahwa Hernandez ada dalam kondisi stabil namun rentan.
Kondisi kesehatan menjadi pukulan baru bagi Hernandez (51 tahun), yang menghadapi tekanan meningkat di dalam negeri setelah penyelidikan penyelundupan narkoba di Amerika Serikat menjerat saudara laki-lakinya, dan kemungkinan juga bisa menyeretnya ke dalam kasus itu.
Sejauh ini, Honduras melaporkan ada 13.943 pengidap corona dan 405 orang yang meninggal akibat virus tersebut. Karena banyak warga Honduras tidak mematuhi aturan karantina wilayah, angka tersebut kemungkinan tidak mencerminkan dampak sesungguhnya yang ditimbulkan COVID-19 di negara itu.