Rabu 24 Jun 2020 18:54 WIB

Kemenhan China: Tentara India Menyerang Kami Lebih Dulu

Kemenhan China menyalahkan India atas tragedi Lembah Galwan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Jejak perang mematikan China versus India.
Foto: New York Times
Jejak perang mematikan China versus India.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Pertahanan Cina mengatakan, bentrokan di perbatasan antara China dan India disebabkan oleh pihak Delhi, Rabu (24/6). Bentrokan di perbatasan Lembah Galwan menewaskan setidaknya 20 tentara India, dan 40 personel China dilaporkan jadi korba.

China menegaskan, tindakan yang telah India lakukan melanggar konsensus antara kedua negara. Melalui media sosial, Kementerian Pertahanan Cina, menyatakan, bentrokan yang terjadi lahir dari provokasi sepihak yang telah dilakukan Cina.

Baca Juga

"China memiliki kedaulatan atas Lembah Galwan. Selama bertahun-tahun, penjaga perbatasan China telah berpatroli dan melakukan tugas mereka di sini," ujar  juru bicara Kementerian Pertahanan dikutip dari straitstimes.

Juru bicara itu menjelaskan, sejak April 2020, pasukan pertahanan perbatasan India telah membangun fasilitas secara sepihak di wilayah tersebut. Atas kondisi itu, pemerintah China telah berulang kali membuat pernyataan dan protes.

Pada malam 15 Juni, juru bicara itu menceritakan, pasukan perbatasan India secara terbuka melanggar konsensus yang dicapai oleh kedua pihak dan berbalik melawan satu sama lain. Pasukan India melewati garis batas dengan sengaja untuk memprovokasi China.

"Saat bernegosiasi di tempat, para perwira dan tentara China tiba-tiba diserang dengan kejam oleh pihak India. Ini memicu bentrokan fisik yang intens antara perwira dan tentara di kedua sisi, yang mengakibatkan korban," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan

India mengatakan, 20 tentaranya tewas dalam bentrokan pada 15 Juni dengan pasukan China. Untuk menyelesaikan masalah, komandan militer India dan China bertemu pada awal pekan ini untuk mencoba meredakan ketegangan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement