Kamis 25 Jun 2020 01:55 WIB

Psikolog: Wajar Jika Cemas Saat Pandemi

Ikuti langkah ini untuk mengatasi rasa cemas selama pandemi.

Cemas. Ilustrasi. Cemas adalah perasaan yang wajar dialami di tengah pandemi Covid-19 karena segala sesuatu serba tidak pasti. Termasuk, kapan kondisi akan kembali normal seperti sebelum wabah virus corona merebak.
Foto: pixabay
Cemas. Ilustrasi. Cemas adalah perasaan yang wajar dialami di tengah pandemi Covid-19 karena segala sesuatu serba tidak pasti. Termasuk, kapan kondisi akan kembali normal seperti sebelum wabah virus corona merebak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cemas adalah perasaan yang wajar dialami di tengah pandemi Covid-19 karena segala sesuatu serba tidak pasti. Termasuk, kapan kondisi akan kembali normal seperti sebelum wabah virus corona merebak. 

Psikiater Elisa Tandiono dari RS Pantai Indah Kapuk mengatakan, penyakit yang angka kematiannya meningkat setiap hari ini membuat orang jadi lebih menggunakan emosi ketimbang risiko saat mengevaluasi risiko terjangkit virus corona. Akibatnya, timbul rasa cemas dan resah dan orang-orang mengasumsikan kenyataan lebih parah dari seharusnya.

"Itulah kenapa kita merasa khawatir," kata Elisa dalam bincang-bincang virtual, Rabu (24/6).

Perasaan cemas yang tak kunjung mereda bisa berakibat panjang dan menimbulkan sakit fisik. Elisa menuturkan beberapa langkah untuk mengatasi rasa gundah selama pandemi.

Pertama, kenali, pahami dan terimalah rasa cemas itu. "Kecemasan itu emosi yang normal untuk setiap orang, mekanisme pertahanan diri, tapi kalau berlebihan itu menjadi musuh karena membuat kita menderita," jelas dia.

Kedua, praktikkan mindfulness, yakni fokus pada momen yang dirasakan saat ini tanpa harus memikirkan hal lain. Ketahui bagaimana tubuh Anda bereaksi terhadap kecemasan, kemudian lepaskan rasa tegang dari anggota tubuh.

Ketiga, fokuskan diri terhadap hal yang bisa kita lakukan. "Kita tidak bisa kontrol jumlah pasien Covid-19, tapi kita bisa lakukan protokol kesehatan untuk melindungi diri sendiri," katanya.

Keempat, buatlah perencanaan. Tulis secara spesifik apa saja dampak pandemi terhadap aspek kehidupan Anda, lalu buat kemungkinan solusi yang bisa diterapkan. Fokuskan pada hal yang konkret, lalu evaluasi mana yang bisa dilakukan. Selanjutnya buatlah perencanaan dan lakukan itu.

"Kalau sudah selesai, jangan diulangi lagi karena kecemasan biasanya berulang-ulang muncul di pikiran," katanya.

Kelima, tetaplah terhubung dengan orang lain. Berinteraksi dengan keluarga dan sahabat itu penting. Elisa mengingatkan untuk tidak menyebarkan rasa cemas dengan membagikan informasi-informasi negatif.

"Share hal yang positif atau hal lucu untuk meningkatkan ketahanan mental," katanya.

Keenam, jaga fisik agar tetap fit dan optimal. Berada di dalam rumah bukan alasan untuk tidak berolahraga. Jika tidak bisa pergi ke gym, Anda bisa memanfaatkan tutorial di Internet, atau olahraga yang bisa dilakukan di dalam ruangan. Jangan lupa untuk berjemur di bawah sinar matahari setiap hari.

Elisa menyarankan untuk menjaga rutinitas dengan bangun tidur pada jam yang sama, begitu pula untuk urusan makan.

"Hindari blue light dari handphone atau laptop terutama sebelum tidur," dia berbagi kiat tidur nyenyak.

Selanjutnya, penting juga untuk membantu sesama. Membantu tak sekadar menyumbang dana atau tenaga, tapi bisa juga dengan menjadi orang yang ramah dan positif saat berinteraksi dengan orang lain.

Jika semua itu tidak mempan dan Anda masih mengalami rasa cemas berlebihan, mintalah bantuan profesional dan berkonsultasi kepada dokter.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement