Kamis 25 Jun 2020 00:12 WIB

Umuh Berharap Penonton Sudah Bisa ke Stadion Saat Liga Mulai

Sejauh ini PSSI tetap pada pendirian untuk pertandingan berlangsung tanpa penonton.

Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat, Umuh Muchtar di kediamannya di Tanjunhsari, Sumedang, Rabu (24/6).
Foto: Republika/ Hartifiany Praista
Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat, Umuh Muchtar di kediamannya di Tanjunhsari, Sumedang, Rabu (24/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kompetisi Liga 1 2020 akan kembali pada Oktober mendatang. Namun belum ada kejelasan mengenai penonton di stadion.

Kementerian Pemuda dan Olahraga pernah merilis adanya kemungkinan penonton diperbolehkan dalam pertandingan olahraga pada tahap tiga pelaksanaan ajang olahraga. Dengan catatan hanya 30 persen dari kapasitas arena. Meski demikian, sejauh ini PSSI tetap pada pendirian untuk pertandingan berlangsung tanpa penonton.

Baca Juga

Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat Umuh Muchtar menyebut klub memiliki pertimbangan sendiri soal penonton. Umuh mengakui pemasukan terbesar klub justru dari penonton yang datang ke stadion.

"Hasil tiket kan sangat membantu klub. Tapi kalau PSSI harus tanpa penonton, ya apa boleh buat tanpa penonton dulu," kata Umuh.

Umuh pun berharap adanya kebijakan adanya penonton dalam stadion. Meski hanya 30 persen, hal itu bisa membantu keuangan klub yang terdampak pandemi Covid-19.

"Mudah-mudahan September atau Oktober aman sehingga ada penonton. Tetap jaga jarak saja," katanya.

Umuh memberikan contoh dengan memberi tanda X pada kursi penonton dan di selang. Cara tersebut juga dinilainya bisa membuat panpel melihat adanya penonton yang masuk tanpa tiket.

"Kalau ada yang tidak beli tiket ketahuan karena lebih kelihatan. Selang saja kursinya, tiga (kosong) satu (isi), jadi nanti Bobotoh yang nonton juga bergilir," katanya.

Selama ini calon penonton membeli tiket pertandingan secara daring. Dengan cara itu, Persib bisa memantau penonton yang sudah pernah menonton dengan yang belum menonton. Sehingga Bobotoh bisa menonton pertandingan Persib secara bergantian.

"Yang pernah nonton nanti ditolak sistem, itu kan tidak susah. Itu juga bisa buat mengoreksi orang yang tidak punya tiket. Karena mereka yang tidak punya tiket otomatis duduk di tempat silang, polisi dan keamanan harus berani mengeluarkan mereka ya," kata Umuh.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement