Rabu 24 Jun 2020 21:02 WIB

Cara Para Nabi Dahulu Ambil Keberkahan dari Suatu Benda

Para nabi terdahulu juga pernah mengambil keberkahan dari benda tertentu.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Para nabi terdahulu juga pernah mengambil keberkahan dari benda tertentu. Sukarelawan pembagi air zamzam.
Foto: Uttiek M Panji Astuti
Para nabi terdahulu juga pernah mengambil keberkahan dari benda tertentu. Sukarelawan pembagi air zamzam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Mencari berkah atau tabarruk dari seseorang atau suatu benda pernah dilakukan para nabi. Para Nabi juga pernah tabarruk kepada orang, atau tabarruk terhadap barang-barang yang ditinggalkan oleh orang yang dianggap memiliki kesalehan dalam beragama.

Ustadz Hanif Luthfi dalam bukunya "Halal Haram Tabarruk" mengatakan Nabi Ya’kub AS juga pernah tabarruk dengan baju qamis anaknya, Nabi Yusuf untuk kesembuhan matanya, sebagaimana diceritakan Allah dalam firman-Nya dalam surat Yusuf ayat 93. Wajah beliau menyentuh qamis Nabi Yusuf, sebagaimana kisah selanjutnya dalam firman Allah yang diabadikan dalam surat Yusuf ayat 96: 

Baca Juga

فَلَمَّا أَنْ جَاءَ الْبَشِيرُ أَلْقَاهُ عَلَىٰ وَجْهِهِ فَارْتَدَّ بَصِيرًا ۖ قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

"Tatkala telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka diletakkannya baju gamis itu ke wajah Ya'qub, lalu kembalilah dia dapat melihat. Berkata Ya'qub: "Tidakkah aku katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui tentang Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya."

Selain Nabi Ya'qub, tabarruk dengan Tabutnya Musa Nabi Musa jika berperang membawa Tabut, maka jiwa Bani Israil menjadi tenang. Allah menjadi peninggalan dari keluarga Musa dan keluarga Harun sebagai tanda keberkahan dari kerajaan Thalut. Sebagaimana dalam surat Al-Baqarah ayat 248: 

وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ آيَةَ مُلْكِهِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ التَّابُوتُ فِيهِ سَكِينَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَبَقِيَّةٌ مِمَّا تَرَكَ آلُ مُوسَىٰ وَآلُ هَارُونَ تَحْمِلُهُ الْمَلَائِكَةُ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

 "Dan Nabi mereka berkata kepada mereka, “Sesungguhnya tanda kerajaannya adalah datangnya Tabut kepadamu, yang di dalamnya terapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun yang dibawa oleh Malaikat. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Allah) bagimu, jika kamu orang beriman.” 

Ibnu Katsir meriwayatkan dari para ahli tafsir bahwa maksud dari peniggalan keluarga Musa dan Keluarga Harun adalah tongkat Musa, dua sandal dan pecahan dari Taurat yang dahulu pernah dibanting Nabi Musa.

Selain tabarruk dengan orang pribadi dan benda, tabbaruk dengan basmalah dan Hamdalah. Para ulama mensunnahkan baca basmalah dalam mengawali segala sesuatu. 

Hal itu dalam rangka mendapatkan berkahnya basmalah. Hal itu bisa juga kita temukan di hampir semua kitab para ulama, selalu dimulai dengan basmalah.

Termasuk dalam hal-hal yang lain, misalnya makan, minum, mandi, wudhu, baca Alquran, tayammum, naik kendaraan, jimak, belajar, tidur, dan lain-lain.

Tabarruk dengan Air Zamzam. Ulama juga mensunnahkan meminum air zamzam dalam rangka mendapatkan keberkahannya. Sebagaimana hadits Nabi: «مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا شُرِبَ لَهُ» "Air zamzam itu tergantung mengapa dia diminum." (HR Ahmad).

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement