Rabu 24 Jun 2020 23:18 WIB

Relawan Pertama Menerima vaksin Covid-19 di London

Relawan anonim vaksin Covid-19 dilaporkan dalam keadaan sehat dan diawasi ketat

Rep: Rahayu Marini Hakim/ Red: Christiyaningsih
Peneliti tengah mengembangkan vaksin Covid-19. Relawan anonim vaksin Covid-19 dilaporkan dalam keadaan sehat dan diawasi ketat. Ilustrasi.
Foto: Center for Pharmaceutical Research via AP
Peneliti tengah mengembangkan vaksin Covid-19. Relawan anonim vaksin Covid-19 dilaporkan dalam keadaan sehat dan diawasi ketat. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Relawan pertama telah menerima vaksin Covid-19 yang potensial dari para peneliti di Imperial College London. Sukarelawan anonim tersebut dilaporkan dalam keadaan sehat dan diawasi secara ketat setelah disuntik pada 19 Juni. Mereka akan menerima booster (antigen) selama empat pekan.

Dokter Katrina Pollock dari Departemen Penyakit Menular Imperial dan kepala penyelidik penelitian mengatakan ribuan sukarelawan telah mendaftar untuk menjadi bagian dari studi vaksin. "Kami telah mencapai kejadian penting yang signifikan dalam terobosan studi ini dengan dosis pertama dari vaksin RNA yang dapat menguatkan diri dan diberikan secara aman," katanya dilansir The National, Rabu (24/6).

Baca Juga

Ia menambahkan pihaknya siap menguji vaksin dalam langkah selanjutnya untuk menindaklanjuti penelitian vaksin. "Kami sekarang siap untuk menguji vaksin dalam fase evaluasi dosis sebelum bergerak maju untuk mengevaluasinya dalam jumlah yang lebih besar," kata Katrina.

Relawan lain diperkirakan akan menerima vaksinasi dalam beberapa hari mendatang. Dalam beberapa pekan mendatang, jika vaksinnya aman dan menunjukkan harapan, 300 relawan lainnya akan segera menerima dua dosis.

"Kami sekarang dengan sabar menunggu rekrutmen cepat untuk uji coba sehingga kami dapat menilai keamanan vaksin dan kemampuannya untuk menghasilkan penawar antibodi, yang akan menunjukkan respons efektif terhadap Covid-19. Saya menantikan kemajuan kami dalam beberapa bulan mendatang,” kata Profesor Robin Shattock dari Departemen Penyakit Menular di Imperial.

Vaksin ini didukung oleh pendanaan dari pemerintah Inggris dengan 41 juta poundsterling dan 5 juta poundsterling dari sumbangan amal. Vaksin lainnya saat ini sedang dikembangkan di Universitas Oxford dengan raksasa farmasi AstraZeneca.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement