Rabu 24 Jun 2020 23:40 WIB

In Picture: Sekat Plastik Pembatas Pelukan di Panti Jompo Spanyol

.

Red: Yogi Ardhi

Dolores Reyes Fernández, 61, memeluk ayahnya, José Reyes Lozano, 87, setelah hampir 4 bulan tidak bertemu akibat pemberlakuan karantina Covid-19. (FOTO : AP/Emilio Morenatti)

Sanak keluarga dan penghuni panti jompo di Barcelona berpelukan disekat plastik pembatas setelah hampir 4 bulan tidak bertemu akibat pemberlakuan karantina Covid-19. (FOTO : AP/Emilio Morenatti)

Reaksi Isabel Pérez López, 96, dari balik sekat plastik saat menyambut Beatriz Segura, 67 di sebuah panti jompo di Barcelona (FOTO : AP/Emilio Morenatti)

Sanak keluarga dan penghuni panti jompo di Barcelona berpelukan disekat plastik pembatas setelah hampir 4 bulan tidak bertemu akibat pemberlakuan karantina Covid-19. (FOTO : AP/Emilio Morenatti)

Dolores Reyes Fernández, 61, bertemu kembali dengan ayahnya, José Reyes Lozano, 87, setelah hampir 4 bulan tidak bertemu akibat pemberlakuan karantina Covid-19. (FOTO : AP/Emilio Morenatti)

Isabel Pérez López, 96, berpelukan dengan anaknya Beatriz Segura, 67 di sebuah panti jompo di Barcelona (FOTO : AP/Emilio Morenatti)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Memeluk kerabat dekat, keluarga orang tua mungkin menjadi kebiasaan hampir di banyak negara adalah suatu kelaziman. Memeluk merupakan bentuk ekspresi kedekatan seseorang.

Di beberapa negara, memeluk sebagai bentuk kelaziman dalan tata krama pergaulan. Namun pada masa pandemi ini, memeluk berpotensi besar menular wabah. 

Setelah hampir 3 bulan panti-panti dan rumah sakit dilarang menerima tamu penjenguk akibat wabah covid. Mereka membuka pintu kembali bagi tamu yang datang.

Sebuah panti jompo di Barcelona membuat sekat portabel yang memungkinkan keluarga yang datang untuk memeluk sanak keluarga yang dirawat di panti ini.

Sejumlah Panti jompo di Spanyol menderita cukup parah akibat terpaan wabah Covid-19. Puluhan ribu jiwa lansia disebut-sebut meninggal di panti-panti jompo Spanyol.

 

sumber : AP Photo
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement