REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Selama 15 tahun terakhir, para astronom berharap menemukan planet tersembunyi yang mengorbit bintang muda AU Microscopii. AU Microscopii adalah bintang kerdil merah berjarak sekitar 32 tahun cahaya dari Bumi.
Bintang kecil itu masih bayi (dalam istilah bintang) pada usia sekitar 20 juta tahun, dan berukuran sekitar setengah matahari kita.
Bintang ini juga dikelilingi oleh cakram puing berdebu. Cakram puing telah lama mempersulit pencarian planet yang dicurigai. Medan magnet bintang muda itu juga telah mengganggu para pemburu planet.
Tapi sekarang, berkat karya teleskop TESS NASA dan teleskop ruang angkasa Spitzer yang baru saja pensiun, para astronom melaporkan deteksi AU Mic b, planet ekstrasurya pertama dalam sistem bintang itu.
Dalam sebuah penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal Nature pada hari Rabu (24/6), para peneliti merinci temuan mereka. AU Mic b berukuran hingga 58 kali lebih besar dari Bumi dan berada sangat dekat dengan AU Microscopii, menyelesaikan orbit setiap 8,5 hari.
Dilansir di CNET, Kamis (25/6), dijelaskan, penemuannya adalah anugerah bagi pemburu planet karena planet ini sangat muda, memberikan para astronom kesempatan untuk memahami proses pembentukan planet. Hal ini termasuk yang membentuk tata surya kita sendiri, dan bagaimana planet-planet berevolusi dari waktu ke waktu.
Untuk menemukan planet ini, para astronom menggunakan data yang dikumpulkan oleh TESS, Satelit Transit Exoplanet Survei NASA, yang mensurvei bagian besar langit selama berminggu-minggu pada suatu waktu.
Satelit ini mengawasi ribuan bintang dan mencari kemiringan periodik dalam kecerahan bintang, menunjukkan planet yang mengaburkan bintang untuk waktu yang singkat. Perubahan kecerahan itu bahkan dapat menjelaskan ukuran planet dan seberapa cepat ia mengorbit.
TESS mendeteksi dua penurunan dalam kecerahan pada 2018. Para peneliti beralih ke teleskop inframerah Spitzer NASA pada 2019 untuk mengkonfirmasi apa yang mereka lihat adalah benar-benar sebuah planet. Data sebelumnya dari Observatorium La Silla di Chili dan Observatorium W. M. Keck di Hawaii membantu mengkonfirmasi hasil dan menyelesaikan beberapa fitur planet ini.
AU Mic b diduga sebagai planet gas dan bahkan mungkin kehilangan sebagian atmosfernya saat bergerak di sekitar bintangnya.
"Bintang ini mungkin belum punya waktu untuk membentuk planet berbatu yang kecil," kata Tom Barclay, ilmuwan di University of Maryland Baltimore County.
"Ini memberi kita kesempatan untuk mendapatkan gambaran tentang apa yang mungkin terjadi sebelum planet terestrial kita sendiri seperti Bumi dan Venus terbentuk."tambahnya.
Para peneliti akan terus mempelajari planet ini, berharap dapat lebih memahami komposisi atmosfernya. Wawasan seperti itu dapat membawa mereka kembali ke titik asal planet ini di dalam puing-puing cakram dan menjawab pertanyaan tentang kehidupan awal planet.