Kamis 25 Jun 2020 11:20 WIB

RS Polri se-Indonesia Siap Jadi RS Rujukan Covid-19

Seluruh rumah sakit Polri di Indonesia siap menjadi rujukan pasien Covid-19.

Red: Esthi Maharani
Petugas medis mengambil sampel lendir dari seorang warga ketika mengikuti  swab test COVID-19
Foto: Republika/Prayogi
Petugas medis mengambil sampel lendir dari seorang warga ketika mengikuti swab test COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokkes) Polri Brigjen Pol Dr dr Rusdianto, DFM mengatakan seluruh rumah sakit Polri yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia siap menjadi rujukan pasien Covid-19.

"Seluruh RS Polri siap berkontribusi untuk penanganan Covid-19," katanya usai mendampingi Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol.Ahmad Luthfi meresmikan sejumlah fasilitas baru RS Bhayangkara Semarang, Jawa Tengah, Kamis (25/6).

Menurut dia, seluruh RS Bhayangkara yang tersebar di berbagai wilayah sudah dilengkapi dengan ventilator. Ia mencontohkan RS Bhayangkara Semarang yang saat ini sudah memiliki empat ventilator.

Selain ventilator, kata dia, sudah ada lima RS Bhayangkara yang sudah dilengkapi dengan pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction). Dengan demikian, lanjut dia, proses pemeriksaan uji usapan bisa dilakukan lebih cepat. Ke depan, kata dia, akan diperbanyak RS Bhayangkara yang dilengkapi dengan pemeriksaan PCR. RS Bhayangkara, menurut dia, bukan hanya diperuntukkan bagi penangaman Covid-19 anggota Polri, namun juga masyarakat umum.

Sementara itu, sejumlah fasilitas baru di RS Bhayangkara diresmikan penggunaannya oleh Kapolda Jawa Tengah. Sejumlah fasilitas baru tersebut meliputi ruang rawat eksekutif, instalasi farmasi, serta pemeriksaan netrigenomik.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِۗ قُلْ قِتَالٌ فِيْهِ كَبِيْرٌ ۗ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَكُفْرٌۢ بِهٖ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَاِخْرَاجُ اَهْلِهٖ مِنْهُ اَكْبَرُ عِنْدَ اللّٰهِ ۚ وَالْفِتْنَةُ اَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُوْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ حَتّٰى يَرُدُّوْكُمْ عَنْ دِيْنِكُمْ اِنِ اسْتَطَاعُوْا ۗ وَمَنْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهٖ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَاُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚ وَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah, “Berperang dalam bulan itu adalah (dosa) besar. Tetapi menghalangi (orang) dari jalan Allah, ingkar kepada-Nya, (menghalangi orang masuk) Masjidilharam, dan mengusir penduduk dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) dalam pandangan Allah. Sedangkan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup. Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”

(QS. Al-Baqarah ayat 217)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement