Kamis 25 Jun 2020 12:08 WIB

Di Jatim, Jokowi: Jangan Merasa Kita Normal-Normal Saja

Jokowi mengatakan yang terjadi saat ini bukanlah situasi normal seperti dulu.

Rep: Sapto Andika Candra / Red: Ratna Puspita
Jokowi bertolak ke Jawa Timur
Foto: Twitter
Jokowi bertolak ke Jawa Timur

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti masyarakat agar tetap waspada terhadap penularan Covid-19. Ia pun menekankan bahwa krisis kesehatan dan ekonomi akibat Covid-19 itu nyata adanya sehingga perlu partisipasi masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan. 

Sikap menganggap 'normal-normal' saja yang dimaksud Jokowi adalah sikap abai masyarakat yang bila bepergian tidak mengenakan masker, sering lupa mencuci tangan, atau masih nekat berkerumun di tengah keramaian. "Ini yang terus harus kita ingatkan," katanya dalam sambutannya di Gedung Grahadi Surabaya, Kamis (25/6). 

Baca Juga

Jokowi meminta seluruh pihak memiliki perasaan yang sama, yakni bahwa yang terjadi saat ini bukanlah situasi normal seperti dulu. Jokowi meminta seluruh masyarakat paham bahwa krisis ini mau tak mau harus diselesaikan protokol kesehatan yang dijalankan dengan ketat. 

"Saya ingin mengingatkan kepada kita semuanya, agar memiliki sebuah perasaan yang sama bahwa kita sedang hadapi sebuah krisis kesehatan sekaligus ekonomi. Perasaannya harus sama, jangan sampai masih ada yang memiliki perasaan kita normal-normal saja, berbahaya sekali," kata Jokowi.

Dalam kunjungan ke Surabaya kali ini, Jokowi juga memberi waktu dua pekan bagi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan jajarannya untuk menekan angka kasus Covid-19. 

Jokowi mengingatkan bahwa Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan angka kasus Covid-19 yang tertinggi di Indonesia. Bahkan pada Rabu (24/6) kemarin, Jawa Timur kembali menduduki posisi pertama sebagai provinsi dengan angka penambahan kasus terbanyak, yakni 183 orang. 

Kendati tingkat kesembuhan di Jawa Timur terbilang tinggi, 31 persen, tetapi presiden tidak mau hal ini menghilangkan kewaspadaan untuk menekan penularan. "Saya minta dalam waktu 2 minggu pengendaliannya betul-betul kita lakukan bersama-sama dan terintegrasi," kata dia.

"Dari semua unit organisasi yang kita miliki di sini. Baik itu di gugus tugas, baik di provinsi, baik itu di kota dan di kabupaten seterusnya lakukan manajemen krisis untuk menurunkan angka positif tadi," jelas Presiden. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement