REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Politikus PDI Perjuangan yang menjabat sebagai gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menegaskan PDI Perjuangan (PDIP) termasuk dalam barisan yang sesuai konstitusi dan dasar negara serta anti Partai Komunis Indonesia (PKI). Ganjar merespons aksi pembakaran bendera PDIP yang videonya viral di media sosial.
"Dari video (pembakaran bendera PKI dan PDI Perjuangan) itu ada upaya menyudutkan bahwa seolah-olah PDI Perjuangan itu PKI. Maaf ya, tidak, kita orang beragama, kita juga anti dengan PKI," katanya, di Semarang, Kamis (25/6).
Ganjar meminta kader PDIP tetap tenang dan tidak terpancing provokasi pembakaran bendera PDIP.
"Saya orang PDI Perjuangan sudah cukup lama, saya bukan PKI, kami PDI Perjuangan. Kami juga tidak setuju PKI, itu sudah jelas. Jadi semua yang dilarang, kami tidak ada di sana. Kami ada di barisan yang sesuai konstitusi dan dasar negara," ujarnya.
Menurut dia, DPP PDIP sudah menyiapkan untuk mengambil langkah-langkah hukum. Dan itu menurutnya, merupakan cara terbaik karena PDIP sudah sangat terbiasa bergerak secara konstitusional.
"Ingat 1996, bagaimana kita diinjak-injak enggak karuan, itu adalah perjuangan yang cukup panjang. Siapa yang menginjak-injak tidak ada yang tidak tahu, semua tahu, kami bertahan secara konstitusional dan Bu Mega memerintahkan ambil jalur hukum, cara itulah yang akhirnya kami dipercaya," katanya.
Ganjar justru mempertanyakan massa pembakar bendera itu memperoleh bendera PKI dari mana.
"Saya enggak tahu dapat benderanya PKI dari mana, pasti bendera PKI itu diproduksi. Menurut saya, penegak hukum ambil saja siapa yang membakar, Anda dapat bendera PKI dari mana? Dugaan saya mereka menyablon sendiri itu," ujarnya.
Seperti diketahui, beredar video demonstrasi penolakan RUU Haluan Ideologi Pancasila yang adalah inisiatif DPR melalui fraksi-fraksi partai politiknya di depan Gedung Parlemen, di Jakarta,Rabu (24/6). Dalam aksi demonstrasi tersebut, juga terekam kejadian sejumlah demonstran membakar bendera, dan salah satunya yakni bendera PDIP.