Kamis 25 Jun 2020 14:42 WIB

Banyak Wanita AS Ingin Tunda Kehamilan Saat Pandemi Covid-19

Pada saat bersamaan, wanita AS sulit mendapat kontrasepsi karena lockdown.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Tes kehamilan (ilustrasi)
Foto: workingmums
Tes kehamilan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Meski angka kehamilan meningkat selama pandemi Covid-19, rupanya banyak wanita ingin menunda kehamilan dan memiliki lebih sedikit anak pada masa sulit ini. Hal itu berdasarkan survei baru dari Guttmacher Institute yang fokus pada hak-hak reproduksi.

Peneliti utama di Institut Guttmacher, Laura Lindberg, mengatakan dalam waktu yang relatif singkat, krisis Covid-19 berpengaruh pada kehamilan dan berapa banyak anak yang diinginkan. "Jika mereka bisa mendapatkan kontrasepsi secara mudah, mereka pasti bisa mengaturnya," kata Laura seperti dilansir di the Guardian, Kamis (25/6).

Para peneliti melakukan survei secara daring kepada 2.000 perempuan yang aktif secara seksual pada pekan pertama Mei, ketika sebagian besar AS menerapkan lockdown. Hasilnya, sepertiga atau sekitar 34 persen peserta mengaku ingin menunda kehamilan atau memiliki anak lebih sedikit karena pandemi. Selain itu, hampir setengah dari perempuan berkulit hitam (34 persen) dan Latina yaitu perempuan berasal dari Amerika Latin (48 persen) juga melaporkan ingin menunda kehamilan karena pandemi.

Pada saat yang sama, mereka kesulitan mendapat kontrasepsi karena berbagai pembatasan yang dilakukan demi memperlambat penyebaran Covid-19. Lebih dari seperempat wanita juga khawatir tentang kemampuan mereka membayar kontrasepsi.