REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tempat wisata dan edukasi, Taman Pintar Yogyakarta menyiapkan hand sanitizer di setiap alat peraga sebagai salah satu bagian dari penerapan protokol kesehatan yang akan dijalankan apabila destinasi wisata tersebut diizinkan untuk dibuka kembali.
“Sebagian besar alat peraga maupun wahana di Taman Pintar Yogyakarta pasti harus disentuh oleh wisatawan saat mereka mencobanya. Makanya, hal ini menjadi perhatian kami saat menyusun protokol kesehatan yang harus dijalankan agar wisatawan tetap aman dan nyaman,” kata Kepala Bidang Taman Pintar Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Afia Rosdiana di Yogyakarta, Kamis (25/6).
Selain menempatkan hand sanitizer, Taman Pintar juga menempatkan pemandu di tiap wahana untuk mengarahkan pengunjung agar selalu memakai hand sanitizer saat akan mencoba suatu alat peraga, termasuk menjaga jarak dengan berdiri di tempat yang sudah ditentukan.
Pembatasan jumlah pengunjung di tiap wahana pun akan diterapkan dengan sistem “check point” sehingga diharapkan tidak menimbulkan kerumunan wisatawan. Terdapat enam check point yang disiapkan.
“Pemandu akan mengatur jumlah pengunjung di tiap wahana, termasuk waktu yang dihabiskan pengunjung di tiap wahana,” kata Afia yang menyebut pengunjung biasanya membutuhkan waktu sekitar 70 menit untuk mencoba semua wahana dan alat peraga di Taman Pintar.
Meskipun Taman Pintar nantinya memperoleh izin untuk dibuka kembali, namun belum semua wahana dan alat peraga akan dioperasionalkan. “Misalnya untuk Gedung PAUD dan wahana air menari serta alat peraga lalu lintas tidak akan dioperasionalkan dulu karena segmennya anak-anak yang masih kecil,” katanya.
Dalam sekali waktu kunjungan, diperkirakan jumlah wisatawan yang bisa mengakses sekitar 300 orang. “Jika ada rombongan sekolah yang datang, maka harus mematuhi aturan maksimal 30 siswa per rombongan,” katanya.
Selama masa pandemi Covid-19, Taman Pintar Yogyakarta menutup kunjungan wisatawan. Sebelumnya, Taman Pintar rata-rata dikunjungi 3 ribu orang per hari dan bisa mencapai 8 ribu hingga 12 ribu wisatawan saat “peak season”.
“Untuk memudahkan wisatawan mengakses Taman Pintar, kami pun menjual tiket secara online. Salah satunya melalui aplikasi Jogja Smart Service (JSS). Ini untuk mengurangi kontak langsung,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharja mengatakan, banyaknya alat peraga yang harus disentuh wisatawan perlu menjadi perhatian khusus dalam simulasi protokol kesehatan di Taman Pintar.
“Kalau boleh menawar, alat peraga atau wahana yang harus disentuh sebaiknya tidak dibuka dulu. Tetapi, seiring waktu akan dievaluasi kembali,” katanya.
Sedangkan Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, penyusunan protokol kesehatan harus disesuaikan dengan karakter tempat wisata termasuk segmen wisatawan yang datang.
“Tidak hanya cukup dengan kewajiban pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan, tetapi harus ada tambahan protokol kesehatan yang dijalankan sesuai karakter tempat wisata yang disusun secara detail supaya tidak ada potensi penularan Covid-19,” katanya.
Misalnya di Taman Pintar, lanjut Heroe, perlu protokol tambahan yaitu rutin membersihkan alat peraga dengan disinfektan dan kalau perlu dibersihkan untuk pengunjung berikutnya, pembatasan kapasitas, hingga alur pengunjung supaya tidak ada pengunjung yang berpapasan.
"Apalagi, segmen wisata di Taman Pintar adalah anak-anak yang mungkin sangat aktif bergerak mencoba berbagai alat peraga. Ini harus menjadi perhatian khusus," katanya.
Ia menambahkan, seluruh protokol kesehatan yang sudah disusun tersebut kemudian disimulasikan dan diujicobakan secara terbatas untuk mengetahui apakah masih ada kelemahan yang perlu diperbaiki.
“Nantinya, semua tempat wisata, tempat pelayanan umum di Yogyakarta harus memiliki dan menjalankan protokol kesehatan,” katanya.
Penerapan protokol kesehatan di seluruh tempat tersebut, lanjut Heroe, merupakan upaya untuk memberikan jaminan rasa aman bagi seluruh masyarakat termasuk wisatawan yang datang. “Rasa aman menjadi modal untuk mendatangkan kembali wisatawan ke Yogyakarta,” katanya.