Kamis 25 Jun 2020 15:23 WIB

Ketua IHN: Pancasila Haramkan Korupsi dan Kerusakan Sosial

Kembalikan ruh Pancasila dalam pembangunan Indonesia ke depan.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Agus Yulianto
Sudirman Said
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Sudirman Said

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Institut Harkat Negeri (IHN) Sudirman Said menganjurkan, agar orientasi pembangunan ke depan, lebih mengedepankan membangun jiwa bukan hanya sekedar membangun fisik. Menurutnya, jika Pancasila sebagai sumber nilai diamalkan, maka pasti korupsi tidak meraja lela seperti saat ini.

"Pancasila adalah sumber nilai-nilai luhur.  Karena itu saya haqqul yakin Pancasila mengharamkan korupsi dan perbuatan merusak hukum,” tegas Sudirman dalam diskusi daring dengan tema Memikirkan Kembali Orientasi Pembangunan Masa Depan.

Sekretaris Jendral Palang Merah Indonesia (PMI) ini mengingatkan, agar lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dinyanyikan berulang kali dalam setiap acara kenegaraan, memberi pesan. Kata dia, lagu itu menyebutkan untuk membangun jiwa terlebih dulu baru membangun badan.

Dalam diskusi tersebut, Sudirman menguraikan, perlunya melakukan reorientasi arah pembangunan, terutama menyikapi wabah Covid-19. "ini kesempatan baik untuk meninjau ulang seluruh arah pembangunan," ucapnya.  

Dia mengatakan, Covid-19 mengingatkan kita bahwa kemandirian untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar warga negara sangat mendesak untuk dibangun. Nyatanya, kebergantungan bangsa pada negara lain berkenaan dengan pangan, energi, barang-barang industri kebutuhan dasar begitu besar. "Krisis menghantam kita dengan keras,” ujarnya.

Dia mengatakan, membangun kemandirian atas kebutuhan dasar warga, peluangnya terbuka lebar. Karena, sambung dia, Indonesia memiliki potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang sangat besar. 

“Ide-ide terbaik, regulasi bagus, konsep bagus, sering tidak terlaksana karena terhalang oleh conflict of interest. Apa yang harus dilakukan? Kembalikan ruh Pancasila dalam pembangunan Indonesia ke depan!” katanya.

Dia mengatakan, pembangunan yang berbasis pada nilai Pancasila pasti akan selalu mentaati hukum, menghormati kemanusiaan, menjaga persatuan, mengedepankan musyawarah, dan beorientasi pada pencapaian keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Hal itu, lanjut dia, merupakan pelaksanaan dari perintah Tuhan, sila pertama Pancasila.

Menurutnya, nilai-nilai Pancasila akan mendorong pelaku pembangunan menjaga keseimbangan lingkungan, melindungi hak asasi manusia, menjaga kohesi sosial, dan tidak memecah belah masyarakat.

“Untuk aspek teknis, kita bisa merumuskan konsep terbaik di dunia. Tetapi bila nilai-nilai luhur diabaikan, yang terjadi adalah gagah secara fisik, tetapi rapuh dalam moral dan etika. Kerusakan moral dan etika akan sangat sulit dibangun kembali,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement