Kamis 25 Jun 2020 15:29 WIB

Pertanian Penyangga Perekonomian Nasional di Masa Pandemi

Kementan yakin sektor pertanian bisa memberi daya ungkit pada perekonomian kuartal II

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ikut serta memanen padi petani. Kementan yakin sektor pertanian bisa memberi daya ungkit pada perekonomian kuartal II
Foto: Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ikut serta memanen padi petani. Kementan yakin sektor pertanian bisa memberi daya ungkit pada perekonomian kuartal II

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertanian, kehutanan, dan kelautan masih menjadi salah satu sektor penting pada struktur produk domestik bruto (PDB). Tercatat pada kuartal I tahun 2020, kontribusinya terhadap PDB dengan peran 12,84 persen. 

“Kontribusi menurut lapangan usaha tersebut meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya. Pada kuartal IV 2019, peran sektor pertanian, kehutanan, kelautan sebesar 11,19 persen,” tutur Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri saat dimintai keterangan, Rabu (25/6).

Pertanian masih menjadi salah satu sektor yang mendominasi struktur PDB menurut lapangan usaha pada kuartal pertama tahun ini. Padahal periode Januari – Maret 2020, dunia sudah mulai dilanda wabah virus covid-19. Struktur sektor pertanian sebesar 12,84 persen tersebut merupakan ketiga tertinggi setelah industri pengolahan (19,98 persen) dan perdagangan besar dan eceran (13,30 persen). 

Selain kontribusi terhadap PDB, sektor pertanian, kehutanan, kelautan pun mengalami pertumbuhan sebesar 9,46 persen pada kuartal I tahun 2020 jika dibandingkan kuartal IV tahun 2019. Kondisi ini turut dipacu oleh masa tanam yang dimulai pada akhir Desember dan adanya masa panen pada Februari dan Maret 2020.

Lebih lanjut, Kuntoro menjelaskan sektor pertanian bisa memberi daya ungkit pada perekonomian kuartal II tahun 2020 mengingat masa panen yang masih ada pada periode itu dan bukti kontribusinya yang cukup besar pada kuartal I. “Mengutip pernyataan Kepala BPS (Suhariyanto.red), kuartal kedua nanti pertanian justru bisa menjadi pengungkit dan membantu pertumbuhan ekonomi karena ada pergeseran masa panen dari bulan Maret menjadi April. Kami sendiri optimistis karena sesuai arahan Menteri Pertanian, teman-teman di lapangan saat ini sedang giat melakukan percepatan tanam,” ungkapnya. 

Indikator lain yang disebut Boga bisa menunjukkan peningkatan kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian adalah peningkatan ekspor pertanian pada bulan April lalu. Di tengah pandemi Covid-19 yang melemahkan ekonomi dan juga kinerja ekspor secara nasional, sektor pertanian justru menjadi satu-satunya yang mengalami kenaikan ekspor dibandingkan tahun lalu. 

“Data BPS menyebutkan bahwa ekspor pertanian tetap menunjukan kinerja yang baik pada April 2020 dengan nilai 0,28 dolar AS miliar atau tumbuh sekitar 12,66 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2019,” tutur Kuntoro.

Keberpihakan pada Petani

Masih pada kesempatan yang sama, Kuntoro menyebutkan pemerintah sangat memahami pandemi covid-19 berdampak besar pada tatanan pembangunan pertanian nasional, terutama terhadap petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian. 

“Untuk itu Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen untuk menjalankan program dan kebijakan berorientasi pada kesejahteraan petani,” ujar Kuntoro.

Sebagai bentuk keberpihakan kepada petani, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (ABPN) di sektor pertanian difokuskan untuk memberikan insentif dan bantuan bagi petani dalam berproduksi, baik dalam bentuk bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), benih, maupun pupuk.

Selain memfasilitasi kegiatan produksi, upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani juga dilakukan mengembangkan e-commerce untuk mempercepat penyerapan produk pangan petani dan sekaligus memudahkan masyarakat mengakses pangan.

“Kami memahami kondisi pandemi sangat berpengaruh terhadap penyerapan hasil produk petani di lapangan. Karena itu, Kementerian Pertanian juga bekerja sama dengan perusahaan swasta maupun start up untuk memudahkan distribusi pangan,” ungkap Kuntoro.

Kementan juga memperkuat sistem logistik pangan. Sebagai bagian dari penguatan sistem logistik pangan maka kelembagaan distribusi pangan perlu dikelola oleh BUMN sebagai nasional hub dan BUMD sebagai regional hub yang dilakukan dengan pengendalian bersama oleh stakeholder terkait. Penguatan sistem logistik pangan sangat penting guna menjamin kelancaran distribusi pangan yang terjangkau dan merata ke seluruh wilayah Indonesia.

Berkaca pada kinerja sektor pertanian di awal tahun 2020, Boga menyebutkan pemulihan ekonomi pada tahun 2021 pun akan banyak bertumpu pada sektor pertanian, terutama dalam menjaga ketahanan pangan usai pandemi. 

“Pada rapat kerja bersama DPR RI pada Senin (22/6) lalu, Menteri Pertanian telah mengusulkan tambahan Rp 10 triliun untuk seperti peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi pangan lokal, penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, serta pengembangan pertanian modern dan peningkatan ekspor. Penambahan anggaran ini penting untuk meningkatkan kapasitas produksi petani kita dan sekaligus menata sistem logistik pangan nasional,” tandas Kuntoro.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement