REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Polandia Andrzej Duda menjadi pemimpin negara asing pertama yang bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Gedung Putih sejak pandemi virus corona. Kedua pemimpin negara berdiskusi tentang berbagai isu termasuk menyepakati perjanjian kerja sama pertahanan.
Dalam kesepakatan kerja sama pertahanan itu, AS akan mengirim lebih banyak pasukan militer ke Polandia dan bertindak sebagai penyeimbang lebih lanjut terhadap agresi Rusia. Trump mengatakan kehadiran pasukan AS di Polandia merupakan upaya untuk mengirimkan pesan yang kuat kepada Rusia.
"Saya pikir itu mengirim pesan yang kuat ke Rusia," ujar Trump.
Trump mengatakan dia akan memindahkan pasukan AS dari Jerman ke Polandia. Trump akan menarik ribuan pasukan dari Jerman karena AS menanggung terlalu banyak beban keuangan. Selain itu, dia mengkritik pemerintah Jerman karena membeli energi dari Rusia.
"Kami akan mengurangi kekuatan kami di Jerman. Beberapa akan dipulangkan dan lainnya akan ditempatkan ke wilayah lain, salah satunya Polandia," kata Trump.
Menurut laporan media Polandia, AS dapat mengirimkan 2.000 pasukannya ke Polandia. Jumlah tersebut lebih banyak dari kesepakatan pada Juni 2019 yakni sebesar 1.000 pasukan. Pasukan AS yang dikirim ke Polandia yakni mencakup Korps V Angkatan Darat dari Kentucky dan F-16 dari Jerman.
Para kritikus menyatakan pertemuan antara Duda dan Trump dilakukan beberapa hari sebelum pemilihan umum Polandia. Pertemuan itu disinyalir dapat meningkatkan peluang Duda untuk menang, karena dalam beberapa pekan terakhir jajak pendapat untuk kepemimpinannya menurun.