Kamis 25 Jun 2020 17:24 WIB

China Dukung Palestina Merdeka, Yerusalem Timur Ibu Kota

China menilai isu Tepi Barat perlu diselesaikan sesegera mungkin sesuai resolusi PBB.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi kawasan tepi barat Palestina
Foto: EPA-EFE/ ALAA BADARNEH
Ilustrasi kawasan tepi barat Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan, negaranya mendukung penyelesaian konflik Israel-Palestina berdasarkan solusi dua negara. Hal itu dia sampaikan saat berpartisipasi dalam pertemuan virtual Dewan Keamanan PBB untuk membahas rencana pencaplokan Tepi Barat oleh Israel pada Rabu (24/6).

Pada pertemuan tersebut, Wang menyinggung empat poin usulan Presiden Cina Xi Jinping terkait penyelesaian masalah Israel-Palestina yang dirilis pada 2017. Wang mengungkapkan usulan itu menegaskan posisi China terkait konflik antara kedua negara tersebut.

Baca Juga

Dalam usulannya, Xi menegaskan dukungan China terhadap penyelesaian politik masalah Palestina berdasarkan solusi dua negara. Xi pun mendukung pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat di sepanjang garis perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Wang menekankan komunitas internasional tidak boleh menyimpang dari konsensus yang telah dibuat. "Resolusi PBB yang relevan, prinsip tanah untuk perdamaian dan arah umum dari solusi dua negara harus diperhatikan serta ditegaskan kembali," ujarnya, dikutip laman China Global Television Network (CGTN).

Dia turut menekankan pentingnya negosiasi. Menurut Wang, masalah Tepi Barat harus diselesaikan sesegera mungkin sesuai dengan resolusi PBB yang relevan. Perbatasan final antara Israel dan Palestina harus diwujudkan melalui pembicaraan damai.

Wang menyerukan kepada masyarakat internasional untuk melakukan upaya tulus dalam rangka memajukan proses perdamaian di Timur Tengah. Memberikan kontribusi untuk meningkatkan situasi kemanusiaan di Palestina adalah hal yang juga harus dilakukan.

Saat membuka pertemuan Dewan Keamanan PBB, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan agar Israel membatalkan rencana aneksasinya. Selain membahayakan prospek solusi dua negara, pencaplokan merupakan pelanggaran berat dan paling serius terhadap hukum internasional. Seruan Guterres diamini oleh sebagian besar anggota, termasuk negara-negara Eropa yang saat ini duduk di Dewan Keamanan.

Israel berencana mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat pada 1 Juli mendatang. Israel telah menyatakan tidak akan mengakui negara Palestina sebagai bagian dari rencana aneksasi tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement