REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesan Presiden ke-3 RI, Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie menjadi pembuka webminar Inotek Foundation bertajuk 'Seribu Teknopreneur, Seribu Pekerjaan' pada Kamis (25/6). 'Anda yang membangun bangsa ini, siapa lagi?'. Begitulah kata yang diucapkan Habibie suatu waktu.
Berbekal pesan itulah yang membuat pengusaha nasional Sandiaga Salahuddin Uno ingin mengembangkan teknologi industri di Indonesia yang menjadi mimpi almarhum Habibie yang harus terus diperjuangkan. Terlebih, peluang usaha itu terbuka berkat kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) yang sudah terjalin sejak tahun lalu.
Sandiaga pun berharap, teknologi clean energy (energi terbarukan) dapat dikembangkan di Indonesia. Sehingga, kata dia, hal itu dapat memacu geliat teknopreneur dan industri otomotif nasional ke depannya.
"Seperti diketahui, industri otomotif dapat merangkul banyak UMKM dan talenta-talenta muda Indonesia. Saya berharap ke depannya tidak hanya akan mendorong clean energy, tetapi juga mendorong industri otomotif ramah energi," kata Sandiaga di Jakarta
Dia pun mengutip pesan mendalam yang disampaikan Habibie, yakni Indonesia memiliki akses energi baru dan terbarukan yang luar biasa. Oleh karena itu, Indonesia harus bisa menambah jam kerja produktif walau di tengah pandemi.
"Semoga ke depannya terjalin hubungan yang baik antara Korea dan Indonesia, sehingga tercipta peluang dan lapangan pekerjaan lebih luas, khususnya dalam pengembangan UMKM di Indonesia," jelas wakil gubernur DKI Jakarta periode 2017-2018 ini.
Guna memuluskan harapan, Sandi mengungkapkan terdapat dua target yang harus dicapai para teknopreneur, antara lain bekerja dengan kaum milenial. Pasalnya, sekira 50 persen lebih industri di Indonesia kini diungkapkan Sandi didukung oleh mereka yang berusia di bawah 35 tahun. "Milenial akan menjadi fokus utama teknopreneur," ungkap Sandi.
Target selanjutnya adalah bekerja dengan kaum perempuan. Sebab, sambung dia, berdasarkan kajian, kaum perempuan memberikan dorongan penciptaan lapangan ekonomi di akar rumput. Sehingga, inovasi tepat guna harus dikembangkan dan diterapkan dalam pengembangan UMKM. "Kita akan fokus di area di luar urban, karena covid-19 ini memicu peningkatan penggunaan teknologi dan kaum perempuan kuncinya," ungkap Sandi.
Dalam kesempatan tersebut CEO Hyundai Motor Asia Pasific Head Quarter, Lee Kang Hyun menyampaikan Presiden ketiga RI BJ Habibie merupakan idola bangsa Indonesia dan rakyat Korsel, termasuk dirinya. BJ Habibie, bagi dia, bukan hanya seorang sosok negarawan dan penemu, tetapi juga menjadi simbol penemu bagi dunia. "Kami mempelajari beliau sebagai simbol inovator, kami bisa mengikuti arahan dan kata-kata beliau hingga seperti sekarang ini," ungkap Lee Kang Hyun dalam webminar.
Oleh karena itu, Lee mewakili Hyundai Motor Asia Pasific Head Quarter siap berinvestasi di Indonesia. Sejumlah teknologi yang dikembangkan di Korsel katanya akan diadopsi di Indonesia untuk kemajuan bersama. "Teknologi yang dikembangkan di Korea akan dialihkan ke Indonesia, kami siap berinvestasi," ungkapnya.
Putra BJ Habibie, Ilham Akbar Habibie menyampaikan Indonesia harus belajar dari Korsel dalam hal pengembangan teknologi. Alasannya, menurut Ilham, karena Korsel merupakan negara yang memiliki tingkat pendapatan domestik bruto (PDB) terbesar di dunia. Selain itu, sebesar empat persen dari PDB diinvestasikan pada penelitian dan teknologi.
"Itu (PDB tertinggi di dunia) karena bangsa Korea berinvestasi (penelitian dan teknologi), tanpa kenal lelah mencapai tujuan, walau ada kegagalan," ungkap Ilham Habibie.