REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) mengatakan pendiri Wikileaks Julian Assange ingin merekrut peretas dalam konferensi di Eropa dan Asia. AS juga menuduh Assange berkonspirasi dengan kelompok peretas 'Anonymous' dan LulzSec untuk mengambil rahasia pemerintah-pemerintah di dunia.
Tuduhan ini dimasukkan dalam dakwaan terbaru terhadap Assange. Dilansir Aljazirah pada Kamis (25/6), 'dakwaan pengganti' tidak memasukkan dakwaan tambahan dari 18 dakwaan Departemen Kehakiman AS yang diajukan tahun lalu.
Namun jaksa mengatakan dakwaan ini menunjukkan upaya Assange untuk mendapatkan dan mempublikasikan informasi rahasia. Menurut mereka tuduhan terbaru ini berdasarkan dakwaan yang sudah dikenakan pada Assange sebelumnya.
Selain menuduh Assange merekrut peretas, dokumen dakwaan itu juga menuduh Assange mencoba mengakses sistem komputer pemerintah negara-negara NATO pada 2010 lalu. Departemen Kehakiman AS mengatakan dua tahun kemudian ia berkonspirasi dengan pemimpin LulzSec dan memintanya menyediakan dokumen dan basis data.
"Dalam komunikasi yang lain Assange memberitahu pemimpin LulzSec bahwa materi yang paling berdampak berasal dari CIA, NSA, atau surat kabar New York Times," kata dokumen dakwaan tersebut.
Departemen Kehakiman AS menambahkan Assange mempublikasikan data perusahaan konsultasi komunitas intelijen AS yang dibocorkan peretas yang berafiliasi LulzSec dan 'Anonymous'. Data-data itu dipublikasi di email-email WikiLeaks.
Tahun lalu Assange ditangkap di Kedutaan Besar Ekuador di London. Hingga kini sidang ekstradiksinya ke AS masih berlangsung.
Departemen Kehakiman AS sudah mendakwanya berkonspirasi dengan mantan analis intelijen Angkatan Darat AS Chelsea Manning dalam pembocoran informasi rahasia terbesar dalam sejarah AS. Jaksa mengatakan karena mempublikasikan ratusan ribu dokumen rahasia pendiri WikiLeaks itu melanggar undang-undang keamanan nasional.
WikiLeaks mempublikasikan kabel-kabel diplomatik dan dokumen-dokumen militer perang AS di Irak dan Afghanistan. Jaksa mengatakan tindakan tersebut merugikan AS dan sekutu-sekutunya serta membantu musuh-musuh negara.
Assange menyebut ia bertindak sebagai jurnalis yang dilindungi Amandemen Pertama Konstitusi AS. Pengacaranya berpendapat dakwaan AS atas spionase dan penyalahgunaan komputer bermotif politik dan menyalahgunakan wewenang.