Kamis 25 Jun 2020 18:51 WIB

China Tegaskan tak Ada Aksi Brutal Terhadap Muslim Uighur

China menilai tuduhan Pompeo soal Uighur adalah fitnah.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Muslim Uighur di Cina
Foto: Dokrep
Muslim Uighur di Cina

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China mengkritik pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo yang menyebut adanya kampanye represi brutal terhadap Muslim Uighur di Xinjiang. Beijing menganggap hal itu sebagai fitnah.

“Pompeo telah melancarkan serangan dan fitnah yang tidak beralasan terhadap China pada setiap kesempatan yang memungkinkan. Namun kebohongan yang diulang seribu kali tetap sebuah kebohongan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Cina Zhao Lijian pada Rabu (24/6), dikutip laman resmi Kemlu Cina.

Baca Juga

Dia mengungkapkan cerita tentang adanya satu juta Muslim Uighur yang ditahan di Xinjiang pertama kali dibuat oleh sebuah lembaga swadaya masyarakat di bawah pendanaan National Endowment for Democracy. Menurut Zhao, cerita itu dibuat dengan hanya mewawancarai delapan orang. Kemudian Pompeo mengutipnya tanpa melakukan verifikasi.

“China telah berulang kali menekankan bahwa pusat-pusat pendidikan dan pelatihan kejuruan yang didirikan secara sah di Xinjiang adalah upaya aktif serta eksplorasi yang berguna untuk langkah-langkah penanggulangan terorisme dan deradikalisasi,” ucap Zhao.

Dia mengklaim hal itu pun telah membuahkan hasil positif. Xinjiang, kata Zhao, belum melihat satu insiden teror dalam tiga tahun terakhir atau lebih. Semua peserta yang lulus dari pusat pendidikan telah memperoleh pekerjaan dan memulai kehidupan yang tenang.

Zhao menegaskan bahwa China melindungi kebebasan beragama warganya. Dia menjelaskan di China terdapat hampir 200 juta penganut agama, 20 juta di antaranya adalah Muslim. Negeri Tirai Bambu memiliki lebih dari 380 ribu rohaniawan dan sekitar 5.500 kelompok agama. Lebih dari 140 ribu tempat ibadah terdaftar untuk kegiatan keagamaan.

Zhao mengungkapkan Xinjiang memiliki lebih dari 24.400 masjid. “Sebaliknya jumlah masjid di AS secara nasional kurang dari sepersepuluh masjid di Xinjiang. Pengulangan kebohongan Pompeo tidak bisa mengubah fakta itu,” ucapnya.

Saat berbicara di Copenhagen Democracy Summit pekan lalu, Pompeo mengecam kampanye brutal China terhadap Muslim Uighur. Dia menuding apa yang dilakukan Beijing di Xinjiang merupakan pelanggaran hak asasi manusia dalam skala yang belum pernah dilihat pasca Perang Dunia II. Semua hal itu memperoleh persetujuan dari Presiden China Xi Jinping.

Pemerintah China telah dituding membangun kamp-kamp interniran dan menahan lebih dari 1 juta Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang. Beijing secara konsisten membantah tuduhan tersebut.

China mengatakan bahwa Xinjiang berada di bawah ancaman milisi dan separatis Islam. Ia membantah adanya penganiyaan atau kamp interniran di sana. Beijing mengklaim kamp-kamp di wilayah tersebut merupakan pusat pendidikan vokasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement