Kamis 25 Jun 2020 21:40 WIB

Penggunaan Layanan 112 di Kota Depok Meningkat

Total pengaduan khusus kasus Covid-19 mencapai 485 penelepon mulai Maret-Mei 2020.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas posko pengaduan (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Petugas posko pengaduan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Penggunaan layanan Nomor Tunggal Panggilan Darurat (NTPD) 112 Kota Depok mengalami peningkatan sejak dipercaya untuk menerima pengaduan kasus virus Corona (Covid-19). Berdasarkan data mulai Maret-Mei 2020, total pengaduan khusus kasus Covid-19 mencapai 485 penelepon.

"Rinciannya, Maret sebanyak 328 penelpon, April sebanyak 138 penelpon dan data terakhir Mei sudah 19. Sehingga totalnya ada 485 panggilan telepon," ujar Supervisor 112 Kota Depok, Yanti Sihite di Balai Kota Depok, Kamis (25/6).

Baca Juga

Menurut Yanti, meningkatkan penggunaan layanan 112 di masa pandemi Covid-19 karena masih minimnya pengetahuan masyarakat terkait penyebaran atau penularan Covid-19. Namun, saat ini jumlah pengaduan terus berkurang seiiring bertambahnya pemahaman masyarakat.

"Rata-rata laporan warga terkait kekhawatiran terpapar Corona karena kondisinya sedang sakit. Seperti, batuk, demam, dan flu. Tapi sekarang aduan kasus Covid-19 berangsur-angsur menurun," terangnya.

Dia menambahkan, dalam menjalankan tugas, pihaknya dibekali draft pertanyaan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok. Terdapat sekitar 22 pertanyaan yang disiapkan untuk setiap penelepon.

"Ada sekitar 22 pertanyaan yang kami ajukan untuk penelpon. Seperti, data pribadi, gejala, riwayat perjalanan pasien dalam 14 hari sebelumnya dan sebagainya. Kemudian data tersebut kami laporkan ke tim gugus tugas," tutur Yanti.

Yanti mengatakan, namun demikian, tidak semua kasus diserahkan ke tim gugus tugas. Jika pengaduan bisa diselesaikan dengan cara edukasi, maka petugas 112 akan memberikan informasi yang dibutuhkan.

"Dari seluruh penelpon terkait Covid-19 yang masuk, hanya 430 laporan yang dikoordinasikan dengan gugus tugas. Sisanya bisa kami tangani. Mudah-mudahan layanan yang kami berikan, bisa membantu meredakan kepanikan warga," harapnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement