Jumat 26 Jun 2020 06:14 WIB

Jabar Kebut Proyek TPS Berteknologi Tinggi di DAS Citarum

Sampah akan diolah sehingga habis sehingga tak cemari sungai Citarum.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Kondisi sampah yang menutupi permukaan Sungai Cikapundung Baru yang bermuara ke Sungai Citarum di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Rabu (1/4). Berdasarkan keterangan warga, sudah tiga hari sampah tersebut mengendap di Sungai Cikapundung Baru dan berharap kepada dinas terkait untuk segera melakukan penanganan atau pengerukan di area tersebut guna meminimalisir risiko terjadinya banjir di kawasan tersebut
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Kondisi sampah yang menutupi permukaan Sungai Cikapundung Baru yang bermuara ke Sungai Citarum di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Rabu (1/4). Berdasarkan keterangan warga, sudah tiga hari sampah tersebut mengendap di Sungai Cikapundung Baru dan berharap kepada dinas terkait untuk segera melakukan penanganan atau pengerukan di area tersebut guna meminimalisir risiko terjadinya banjir di kawasan tersebut

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat segera melanjutkan pembangunan proyek pengolahan sampah di DAS Citarum. Pembangunan  sempat terhenti karena pandemi COVID-19.

Menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, dalam dua pekan mendatang, Pemprov akan menyurvei 60 titik calon lokasi tempat penampungan sementara (TPS) berteknologi tinggi. Dari 77 titik yang telah ditentukan, 17 titik telah disurvei dan tidak dapat berlanjut karena wabah.

Baca Juga

"Kita ada target membangun 77 TPS terpadu yang menggunakan berbagai metode dan teknologi tepat guna di sepanjang Sungai Citarum. Jadi dalam dua minggu kita akan survei menentukan 77 lokasi yang dijadikan TPS," ujar  Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Gedung Negara Pakuan, Kamis malam (25/6).

Emil menjelaskan, TPS berteknologi tinggi dan tepat guna itu akan mengolah sampah organik dan anorganik. Sampah organik akan diuraikan oleh sejenis larva atau belatung (maggot) yang dapat dijadikan pakan ternak. Adapun sampah anorganik yang masuk ke sungai Citarum akan diolah menjadi briket atau bahan bakar pengganti batubara dengan teknologi minim asap (smokeless).