REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Lebih dari 100 orang di India dilaporkan tewas akibat tersambar petir pada Kamis (25/6). Korban itu tersebar di dua negara bagian.
Sebanyak 83 orang dilaporkan meninggal di Negara Bagian Bihar. Departemen Manajemen Bencana Bihar mengungkapkan, Distrik Gopalganj melaporkan 13 kematian. Mereka tersambar petir saat sedang bekerja di ladang.
Sementara itu, di Uttar Pradesh terdapat setidaknya 22 korban tewas. Uttar Pradesh merupakan negara bagian terpadat di India. Kepala pusat ilmu lingkungan di Central University of South Bihar, Pradhan Parth Sarthi, mengungkapkan, awan altostratus dan stratus terbentuk selama musim hujan.
Dia menjelaskan, lokasi geografis Bihar dan Uttar Pradesh merupakan tempat berkumpulnya awan kumulus atau awan kumulonimbus. Keduanya menumpuk dalam jumlah besar. "Petir disebabkan oleh awan-awan ini. Di Bihar dan Uttar Pradesh awan-awan ini terbentuk karena ada daerah di perbukitan," kata Sarthi dikutip laman Anadolu Agency.
Menurut dia, sistem peringatan cuaca dipasang di tiga tempat di Bihar. Sensor memberikan informasi tentang sambaran petir di daerah tersebut. Sensor pun memberi tahu apakah petir akan menyambar dalam 24 hingga 48 jam ke depan. "Departemen Cuaca mengeluarkan peringatan, tetapi para petani mengabaikan mereka dan pergi bekerja di ladangnya," ucapnya.
Menurut National Crime Records Bureau (NCRB), lebih dari 2.500 orang meninggal karena sambaran petir di India setiap tahun.