Jumat 26 Jun 2020 08:37 WIB

Google dan Aclima Rilis Data Baru Soal Polusi Udara

Para peneliti dapat mendaftar untuk akses dataset polusi yang baru dirilis gratis

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Polusi udara. Ilustrasi
Foto: Dailymail
Polusi udara. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MOUNTAIN VIEW-- Google dan Aclima, sebuah perusahaan yang memetakan polusi udara berskala hyperlocal, mengumumkan para peneliti sekarang dapat mengakses data baru terkait polusi udara. Data baru tersebut dapat meningkatkan upaya memerangi perubahan iklim dan pembersihan udara.

Ini merupakan hasil dari empat tahun pengukuran yang dilakukan oleh kendaraan Google Street View dari California. Kendaraan tersebut dilengkapi dengan sensor Aclima.

Baca Juga

Seperti yang dilansir dari The Verge, Jumat (26/6), dataset tersebut menawarkan pandangan dekat pada perubahan kualitas udara dari blok ke blok untuk para peneliti. Ini mencakup lebih dari 42 juta pengukuran kabut asap, jelaga, karbon hitam, nitrogen oksida, karbon dioksida dan metana.

Kemampuan perbesaran untuk melihat perbedaan di satu jalan dengan jalan lain adalah kunci untuk menunjukkan dengan tepat dari mana polusi paling banyak berasal dan siapa yang paling berpengaruh.

“Kami benar-benar meningkatkan piksel pada gambar kualitas udara. Teknologi atau metodologi untuk melakukan itu belum tersedia,” kata pendiri dan CEO Aclima, Davida Herzl.

Perusahaannya mengembangkan monitor yang lebih kecil yang dapat dipasangkan dengan armada kendaraan untuk menciptakan roving sensor network. Google’s Street View, yang mengambil foto untuk petanya, mulai melakukan pengukuran kualitas udara pada 2015.

Kendaraan, dilengkapi dengan sensor Aclima, perlu berkendara berulang kali di jalan-jalan kota yang sama untuk mendeteksi tingkat polusi dasar pada tingkat lokasi yang diberikan. Para ilmuwan dan pembuat kebijakan biasanya melihat kualitas udara dan emisi gas rumah kaca pada skala kota, atau bahkan negara.

Penelitian telah menunjukkan orang yang tinggal di daerah dengan kemiskinan tinggi atau memiliki sejarah panjang pemisahan perumahan lebih mungkin hidup dengan polusi udara, juga dampak kesehatan negatif yang menyertainya. Herzl mengatakan pemerintah perlu memahami di mana titik polusi tersebut, guna membentuk respon penanganan yang adil.

Beberapa data yang dikumpulkan oleh Aclima dan Google digunakan dalam sebuah studi 2018. Studi tersebut meneliti hubungan antara kualitas udara tingkat jalan dan penyakit jantung di Oakland, California. Studi ini menemukan penduduk lanjut usia yang tepapar lebih banyak polusi udara dari lalu lintas, menghadapi risiko lebih tinggi terhadap masalah kardiovaskular dan risiko bervariasi lainnya dari jalan-jalan yang lain.

Menurut Herzl, lebih banyak data dapat mengungkapkan ketidakadilan lingkungan “Jika kami tidak memiliki data, kami tidak melihatnya, itu benar-benar tidak terlihat,” ujarnya.

Para peneliti dapat mendaftar untuk mengakses dataset yang baru dirilis secara gratis. Google dan Aclima berencana memperluas pengumpulan data mereka di seluruh dunia. Ini dimulai dengan armada 50 mobil baru yang akan digunakan tahun ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement