Jumat 26 Jun 2020 08:19 WIB

Milenial Diminta Jadi Agen Pencegahan Covid-19

Milenial diminta untuk membantu pemerintah dalam penanganan Covid-19

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Simulasi penanganan pasien corona (ilustrasi).
Foto: Republika/Abdan Syakura
Simulasi penanganan pasien corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG — Kabupaten Karawang masih mencatatkan sebagai daerah yang terdapat kasus positif Covid-19. Juru bicara tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Karawang, Fitra Hergyana mengumumkan kembali adanya penambahan dua orang terkonfirmasi positif virus Corona.

Fitra mengajak pemuda untuk menjadi agen perubahan untuk membantu pemerintah dalam penanganan Covid-19.  Sehingga dapat menbantu mencegah penyebaran Covid-19 lebih lanjut.

“Generasi muda memiliki fungsi sebagai agent of change, moral force, dan control social. Agent of change merupakan hal terpenting yang dibutuhkan saat ini sebagai pemicu terjadinya sebuah perubahan untuk kaum pemuda maupun kaum lainnya, seperti kalangan anak-anak dan orang tua,” kata Fitra dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/6).

Fitra menuturkan, peran pada kalangan millenial dalam penanganan Covid-19 cukup penting. Sebab mereka menjadi bagian penting dalam proses sosialisasi dan edukasi kepada warga terutama dalam penerapan protokol kesehatan.

Salah satu upaya mendorong milenial ini, kata dia, gugus tugas mengadakan sebuah lomba pembuatan video yang bisa diikuti oleh siapa saja atau terbuka untuk umum, tentang kegiatan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

"Untuk Iebih lengkapnya bisa diliat di media social diskominfo ataupun satgas covid-19 Karawang @satgascovid19.karawang," ujarnya.

Ia menambahkan pemuda atau yang saat ini dikenal dengan istilah milenial sangat penting di tengah pandemi Covid-19, terutama dalam memberikan informasi dan edukasi kepada orang-orang sekitarnya. Pasalnya, para pemuda zaman sekarang sangat paham teknologi dan juga informasi.

Dalam suasana pandemi ini, kaum muda memiliki kapasitas dan kesempatan untuk menciptakan lingkungan dan menyesuaikan diri dalam situasi apa pun, termasuk dalam menerapkan pola kehidupan yang baru untuk menghindari dampak buruk pandemi Covid-19 secara berkelanjutan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement