Jumat 26 Jun 2020 08:52 WIB

Protokol Kesehatan Kebun Binatang Surabaya Dimatangkan

Manajemen KBS sudah memasang rambu petunjuk untuk menjalankan protokol kesehatan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Kebun Binatang Surabaya bersiap untuk buka kembali dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Foto, pengunjung menyaksikan koleksi Komodo di Kebun Binatang Surabaya (ilustrasi)
Foto: Antara/Zabur Karuru
Kebun Binatang Surabaya bersiap untuk buka kembali dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Foto, pengunjung menyaksikan koleksi Komodo di Kebun Binatang Surabaya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan Manajemen Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (PDTS KBS) terus mematangkan protokol kesehatan sebelum tempat rekreasi kebanggaan masyarakat Kota Pahlawan itu dibuka kembali. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, manajemen KBS pun sudah memasang rambu-rambu petunjuk untuk menjalankan protokol kesehatan dalam upaya mencegah penularan Covid-19 di sana.

Risma menegaskan tidak mau salah langkah apabila nantinya KBS kembali dibuka. “Masih tak suruh matangkan protokol kesehatannya. Jangan sampai salah langkah, harus dikontrol. Jangan sampai ada masalah nanti,” kata Risma di Surabaya, Jumat (26/6).

Baca Juga

Menurut Risma, banyak yang harus diatur di tempat wisata, agar protokol kesehatan bisa dijalankan dengan baik. Termasuk aturan keluar masuk pengunjungnya. Risma menegaskan akan mendetailkan protokol kesehatannya itu. Selain itu, kuota pengunjungnya juga harus dibatasi.

“Tapi kalau tempat wisata seperti KBS itu lebih mudah. Kemarin sudah tak ajari, misalkan di luar kandang itu hanya di titik-titik tertentu yang boleh ada pengunjungnya dan diatur jaraknya,” ujar Risma.

Sebetulnya, kata Risma, kalau dikhususkan untuk warga Kota Surabaya saja, dia berani untuk membuka KBS itu. Sebab, nama-nama yang terkena Covid-19 sudah terdata dengan baik dan mereka sudah menjalani isolasi, baik isolasi mandiri di rumahnya atau pun di hotel.

“Masalahnya kan tidak boleh seperti itu kalau tempat wisata. Makanya perlu dikontrol. Nanti tempat tiketnya juga kalau perlu via online,” kata Risma.

Dirut PDTS KBS Choirul Anwar menjelaskan, standar operasional prosedur (SOP) tentang protokol kesehatan di KBS sudah dibuat. Tinggal presentasi dan menyamakan persepsi dengan Pemkot Surabaya. Rencananya, presentasi itu akan dilakukan dalam waktu dekat. Karena, kata dia, jika tidak ada kendala, pada awal Juli 2020, KBS ini akan buka kembali dengan mengedepankan protokol kesehatan.

“Insya Allah nanti awal Juli 2020 kami akan buka. Nanti bukanya mulai pukul 08.00 hingga 11.00 WIB. Pengunjung kita batasi sehari hanya 1.000 hingga 1.500 pengunjung, khusus Hari Senin-Jumat. Tapi mungkin kalau khusus Hari Jumat hanya 500 pengunjung. Sedangkan kalau weekend, kita siapkan kunjungan sekitar 3.000 orang, tentu dengan mengedepankan protokol kesehatan,” kata dia.

Choitul mengaku, pihaknya sudah menyiapkan infrastruktur mulai dari kedatangan pengunjung, saat berada di dalam KBS, hingga keluar dari KBS. Bahkan, infrastruktur penunjang untuk pembelian tiket dan tempat antrenya juga sudah dipersiapkan.

“Wastafel untuk cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sudah kami siapkan, termasuk pula scanner tempratur juga kita persiapkan. Bagi pengunjung yang suhu tubuhnya 37,5 derajat, nanti tidak boleh masuk ke KBS. Bayi dan pengunjung yang usianya 60 tahun ke atas, juga tidak boleh masuk,” kata dia.

Setelah memasuki KBS, nanti pengunjung akan disambut oleh tim guide yang akan mengarahkan para pengunjung untuk selalu mengikuti petunjuk arah anak panah. Semua petunjuk anak panah itu sudah terpasang di dalam KBS, mulai dari kedatangan hingga keluar dari KBS.

Bahkan, sudah dipersiapkan pula titik-titik di depan kandang hewan itu, mana saja yang boleh ditempati dan mana pula yang tidak boleh. “Jadi, sudah dipersiapkan semuanya mulai kedatangan hingga keluar di pintu yang sudah kita persiapkan,” ujarnya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement