REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak langsung terhadap pendapatan masyarakat Indonesia. Sebanyak 84 persen masyarakat Indonesia merasakan adanya penurunan pendapatan. Bahkan 3 dari 10 orang mengaku pendapatan mereka berkurang lebih dari 50 persen dibanding sebelum pandemi ini.
Meski begitu, 49 persen masyarakat Indonesia optimis bahwa pendapatan mereka akan kembali meningkat dalam enam bulan ke depan. Hal tersebut tercermin dari hasil survei Ipsos yang dilakukan terhadap 500 responden warga Indonesia.
"Terlebih lagi pemerintah sudah menerapkan kebijakan-kebijakan pelonggaran pembatasan kegiatan perekonomian untuk membuka kembali ekonomi melalui pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi," kata Managing Director Ipsos Indonesia, Soeprapto Tan, dalam siaran persnya, Jumat (26/5).
Soeprapto mengatakan, seperti diketahui bahwa akibat pandemi Covid-19 ini, pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada Kuartal I tahun 2020 melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini dikarena oleh menurunya permintaan domestik dan konsumen rumah tangga, serta rasio investasi yang rendah.
"Namun, ketika pemerintah mulai melakukan re-opening economy, baik sektor ritel maupun makro, kita bersama optimistis akan ada perbaikan ekonomi. Pendapatan masyarakat akan meningkat secara bertahap dalam enam bulan ke depan," ujarnya
Head of Ipsos Strategy Indonesia, Ilman Hasibuan, menambahkan, perekonomian Indonesia terlihat baik sejauh ini, meskipun pandemi sedang berlangsung dan berbagai pembatasan diberlakukan di sejumlah wilayah.
"Kita akan melihat perekonomian pulih secara bertahap dan dalam enam bulan. Kita setidaknya dapat melihat 80 persen kegiatan akan kembali seperti semula, tentu saja dengan memerapkan standar dan protokol baru untuk menjaga agar pandemi ini tetap terkendali," katanya.
Meskipun demikian, berdasarkan hasil survei tersebut, kekhawatiran masyarakat terkait pandemi Covid-19 masih cukup besar. Hasil survei tersebut menunjukkan 86 persen masyarakat Indonesia masih memiliki kekhawatiran terhadap penyebaran virus Covid-19.
"Kendati demikian, mayoritas masyarakat Indonesia saat ini sudah mampu beradaptasi dengan rutinitas baru dan bergerak maju di era new normal," kata Ilman.
Bahkan ia mengungkapkan hampir separuh masyarakat Indonesia pada bulan Juni-Juli mulai memberanikan diri, percaya, dan dapat merasa nyaman untuk melakukan kegiatan-kegiatan seperti makan di restoran atau kafe, mengunjungi rumah kerabat atau teman, menggunakan sarana transportasi umum, pergi ke acara pertemuan, serta pergi ke pusat kebugaran.
Tetapi untuk melakukan perjalanan dalam negeri atau domestik, masyarakat masih enggan melakukannya dalam waktu dekat. Sebagian kecil akan melakukan perjalanan pada periode Augustus-Desember 2020 dan sebagian besar masih tidak nyaman untuk melakukan perjalanan bahkan hingga tahun depan.
"Begitu pula dengan melakukan perjalanan ke luar negeri. Sebesar 66 persen masyarakat Indonesia memilih untuk tidak pergi ke negara lain di tahun 2020 ini," tuturnya.