REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Kelompok Hamas mengatakan, rencana Israel mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat merupakan deklarasi perang. Kelompok ini mengisyaratkan akan mengambil tindakan konfrontasi terhadap Tel Aviv.
"Perlawanan menganggap keputusan ini (pencaplokan Tepi Barat) sebagai deklarasi perang terhadap rakyat Palestina. Perlawanan akan menjadi penjaga setia dan berbakti dari rakyat selama perang ini, bertindak dalam membela rakyat, tanah, dan situs suci kita," kata juru bicara sayap militer Hamas, Brigade al-Din al-Qassam, Abu Obeida, dalam sebuah pidato pada Kamis (25/6) dikutip laman Times of Israel.
Ia menegaskan akan membuat Israel menyesali keputusannya. Juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum, menyambut pernyataan yang diutarakan Abu Obeida. Sama seperti Obeida, dia turut mengisyaratkan kesiapan untuk merespons pencaplokan Tepi Barat dengan aksi militer.
"Pernyataan ini adalah penegasan. Jika pendudukan (Israel) melanjutkan dengan kesalahan baru ini dalam mengimplementasikan rencana aneksasinya, tahap selanjutnya tidak akan menyerupai yang sebelumnya," kata Barhoum.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz segera merespons ancaman Hamas. Dia menekankan, Israel siap jika harus terlibat dalam konfrontasi.
"Saya sarankan mereka (Hamas) ingat bahwa mereka akan menjadi yang pertama untuk membayar segala agresi. IDF (Israel Defence Forces) adalah tentara terkuat di kawasan itu dan harga untuk setiap upaya melukai warga sipil Israel akan kuat dan menyakitkan," ujar Gantz.
Israel berencana mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat pada 1 Juli mendatang. Israel telah menyatakan tidak akan mengakui negara Palestina sebagai bagian dari rencana aneksasi tersebut.