Jumat 26 Jun 2020 14:51 WIB

Mulai Belajar, Pesantren Turus Perketat Protokol Kesehatan

Pondok Pesantren Turus Pandeglang mulai aktivitas belajar.

Rep: Andrian/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pesantren Turus Pandeglang
Foto: Dok Pesantren Turus
Pesantren Turus Pandeglang

REPUBLIKA.CO.ID, Pondok Pesantren Turus Pandeglang sudah memulai kembali aktivitas belajar mengajar. Hampir seluruh santri sudah kembali ke pesantren. Santri, pengajar dan para pengasuh pesantren Turus pun secara ketat dan disiplin menjalankan protokol kesehatan dalam rangka penerapan kenormalan baru di tengah pandemi covid-19. 

Pimpinan dan Pengasuh Ponpes Turus Pandeglang, KH. Tubagus Achmad Dahlani Idrus menjelaskan para santri Ponpes Turus Pandeglang yang keseluruhannya mencapai seribuan santri itu sudah kembali ke pesantren secara bergelombang. Yakni tanggal 7, 14, dan 21 Juni. Namun masih terdapat sebagian kecil santri yang masih dalam tahap kembali ke pesantren. 

"Semua santri tahapan I, II, dan III alhamdulillah sudah kembali. Ada juga tahapan empat bagi kelas terakhir. Santri yang status pendidikan formal kelas 12 MA. Mereka ada tugas wajib untuk melaksanakan munakosah risalah atau ujian karya tulis, itu juga tetap harus masuk ke pondok tidak boleh pulang pergi. Jadi sambil berjalan," kata Kiai Dahlani kepada Republika.

Pesantren pun terus berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 tingkat Kelurahan hingga Kabupaten guna mengantisipasi penyebaran covid-19 di lingkungan pesantren. Namun demikian, menurut Kiai Dahlani selain upaya mengantisipasi penyebaran covid-19, terdapat persoalan lainnya yang kini dihadapi oleh pihak pesantren.  

Kiai Dahlani mengakui, terdapat beberapa wali santri yang mengeluhkan kondisi ekonominya yang tidak stabil karena terdampak pandemi covid-19. Imbasnya wali santri pun meminta keringanan dalam hal membayar Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) baik pesantren maupun sekolah untuk anaknya yang mengenyam pendidikan di Ponpes Turus Pandeglang. 

"Memang kendala itu ada, bahkan sampai ada (yang mengeluh) bagaimana anak kami ini. Sudah tiga bulan (wali santri itu) ngga ada kerja sama sekali. Saya hanya menjawab yang penting punya niatan membayar kewajiban, untuk melunasi kewajiban wallahualam kapan saja akan selesainya," kata Kiai Dahlani. 

Kiai Dahlani menuturkan, pesantren pun memahami kondisi wali santri yang ekonominya terdampak karena Covid-19. Untuk meringankan beban wali santri itu, pesantren pun tidak membuat wali santri tergesa-gesa untuk melunasi pembayaran SPP. Yang terpenting menurut kiai Dahlani, dalam kondisi pandemi Covid-19 santri tetap bersemangat untuk menimba ilmu. Ia pun optimis dengan semangat kebersamaan dan saling berbagi di lingkungan pesantren dapat menjadi solusi bagi wali santri. 

"Yang jelas di antara kita para santri dengan prinsip saling berkah memberkahi saja. Santri harus tetap menjalankan pendidikannya. Terutama biaya makan, sudah kita bersama-sama saja. Yang jelas kita menerima apa adanya, tapi kita juga tetap persiapkan secara matang," katanya.

Lebih lanjut, kiai Dahlani menuturkan banyak perubahan yang terjadi dengan penerapan kenormalan baru dalam masa pandemi Covid-19. Kini setiap santri, pengajar dan pengurus pesantren pun harus mengenakan masker dalam berkegiatan. Santri juga diimbau untuk rajin mencuci tangan. Setiap pagi, santri juga diajak untuk berolahraga guna menjaga kesehatan tubuh. Sementara wali santri pun diminta untuk memberikan bekal vitamin kepada anak-anaknya. 

Dalam kegiatan belajar mengajar, santri pesantren Turus pun harus mengikuti aturan tentang menjaga jarak sosial. Pada sistem belajar mengajar klasikal atau pun metode mengaji bandoengan, satu meja yang tadinya bisa digunakan dua santri kini hanya dapat dipakai satu santri saja. 

"Memang ketika suasana covid ini kami memang lebih menekankan pada sistem sorogan. Kalaupun ada sistem klasikal  tetap ambil jarak juga, kalau sorogan kan satu satu," jelasnya.

Sementa itu, menurut Kiai Dahlani pesantren sudah menyiapkan ruang isolasi yang dipergunakan bagi santri yang baru datang kembali ke pesantren. Saat ini, jelas dia, masih terdapat beberapa santri yang baru tiba di pesantren menjalani isolasi. 

Pesantren Turus pun semakin memperketat keamanan di pintu masuk pesantren. Terlebih bagi tamu pesantren yang harus mengikuti serangkaian pengecekan kesehatan untuk memastikan keamanan santri di lingkungan pesantren. Meski tidak mengadakan rapid test pada santri yang baru datang, ia berharap dengan koordinasi pemerintahan setempat serta menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin dapat mencegah penyebaran virus. 

"Rapid Test kita belum ada. Tetapi kami terus berkoordinasi dengan pemerintah. Sempat ada juga penyemprotan disinfektan dari pemerintah, dan Pemda juga mengontrol. Alhamdulillah sampai saat ini belum ada kejadian," katanya. 

Profil

Nama: Pondok Pesantren Turus Pandeglang

Berdiri: 08 Rabiul Awal 1365 H/10 Februari 1942

Alamat : Jalan Raya Rangkasbitung Km 2,5 Pandeglang, Kelurahan Kabayan, Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten. 

Pendidikan: Taman Kanak-kanak Islam, Madrasah Diniyah Awaliyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Diniyah Awaliyah, Madrosatul Qur'an Turus. 

Ekskul: Pramuka, Komputer, Khutbatuttahshili, Fahmil Quran, Syahril Quran, Tahfidz Qur'an, Qiraatul Qutub, Kaligrafi, Kasidah, Rebana, Olahraga dan lainnya

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement