Jumat 26 Jun 2020 15:38 WIB

India Tuding Pengumpulan Pasukan China Picu Bentrok

India menyebut China melanggar perjanjian bilateral karena mengerahkan pasukan di LAC

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Sejumlah truk tentara India melintas di sepanjang jalan raya menuju Ladakh, di Gagangeer, India, Rabu (17/6). Menurut laporan, sebanyak dua puluh Personel Angkatan Darat India termasuk seorang kolonel tewas dalam bentrokan dengan pasukan Cina di Lembah Galwan di wilayah Ladakh timur karena pertempuran perbatasan
Foto: EPA-EFE/FAROOQ KHAN
Sejumlah truk tentara India melintas di sepanjang jalan raya menuju Ladakh, di Gagangeer, India, Rabu (17/6). Menurut laporan, sebanyak dua puluh Personel Angkatan Darat India termasuk seorang kolonel tewas dalam bentrokan dengan pasukan Cina di Lembah Galwan di wilayah Ladakh timur karena pertempuran perbatasan

REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- Kementerian Luar Negeri India menuding China telah menjadi penyebab meningkatnya ketegangan dan memicu bentrokan di perbatasan Himalaya. China telah melanggar perjanjian bilateral dengan mengerahkan sejumlah pasukan dan senjata di sepanjang perbatasan.

"Inti masalahnya adalah bahwa sejak awal Mei, pihak China telah mengumpulkan pasukan dan persenjataan di sepanjang LAC (Garis Kendali Aktual). Ini tidak sesuai dengan ketentuan dari perjanjian bilateral kami," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Anurag Srivastava, dilansir Aljazirah.

Baca Juga

Dalam perjanjian yang disepakati pada 1993, disebutkan bahwa kedua belah pihak akan meminimalisasi penyebaran pasukan di perbatasan. Srivastava mengatakan, menanggapi jumlah pasukan China yang meningkat, India juga mengerahkan pasukan tambahan di sepanjang LAC.

Dalam sebuah gambar satelit yang ditinjau oleh kantor berita Reuters, China tampak sedang menambahkan bangunan baru di lokasi bentrokan di Lembah Galwan. Menurut India, lokasi itu berada di LAC. Gambar satelit itu menunjukkan tenda-tenda yang disamarkan, dan sedang membangun sebuah kamp permanen baru. Srivastava menuntut agar China dapat menindaklanjuti janjinya untuk mengurangi ketegangan di perbatasan.

"Perdamaian dan ketenangan di daerah perbatasan adalah dasar dari hubungan bilateral kami. Kelanjutan dari situasi saat ini hanya akan merusak suasana," kata Srivastava.

Pada 15 Juni, pasukan India dan China terlibat bentrok selama beberapa jam di Lembah Galwan. Kedua belah pihak menggunakan batu dan tongkat yang ditancapkan dengan paku untuk saling menyerang. Bentrokan itu menewaskan 20 tentara India dan melukai setidaknya 76 lainnya. Hingga saat ini China belum mengungkapkan banyaknya korban yang jatuh akibat bentrokan.

China menyalahkan India atas bentrokan itu. China mengatakan, India menyerang para perwira dan prajurit China terlebih dahulu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement