Jumat 26 Jun 2020 16:09 WIB

Australia Tetap Longgarkan Pembatasan Sosial

Padahal, kasus Covid-19 kembali naik di Negara Bagian Victoria.

Australia tetap melonggarkan pembatasan sosial (Foto: ilustrasi pelonggaran pembatasan sosial Australia)
Foto: EPA-EFE/RICHARD WAINWRIGHT
Australia tetap melonggarkan pembatasan sosial (Foto: ilustrasi pelonggaran pembatasan sosial Australia)

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia tetap melonggarkan pembatasan sosial. Padahal, wabah Covid-19 kembali naik di Negara Bagian Victoria.

"Seluruh negara bagian berkomitmen untuk melanjutkan berbagai rencana yang mereka miliki dan telah mereka buat," ujar Perdana Menteri Scott Morrison, melansir reuters, Jumat (26/6).

Baca Juga

Victoria mencatat dua digit kasus baru selama 10 hari berturut-turut. Negara bagian terpadat kedua di Australia itu memiliki 200 dari total 270 kasus aktif di negara tersebut.

Pihak berwenang memang berusaha keras untuk menahan penyebaran virus. Hal itu termasuk memulai sistem pengujian besar-besaran dan menyerukan dukungan militer, Morrison mengatakan, semua negara bagian dan teritori telah setuju untuk menghapus aturan pembatasan sosial.

Australia telah berjanji untuk menghapus sebagian besar pembatasan jarak sosial pada akhir Juli. Meskipun setiap negara bagian dan teritori menentukan langkah mereka sendiri.

Perbatasan internasional Australia akan tetap ditutup, tetapi kepala badan layanan medis nasional, Brendan Murphy, mengatakan, Canberra akan memperketat persyaratan terhadap orang yang kembali dari luar negeri. Australia mengharuskan semua penduduknya yang kembali dari luar negeri untuk menjalani karantina di hotel selama dua minggu.

"Kami akan mulai menguji orang-orang saat masuk ke karantina dan menguji orang sebelum mereka meninggalkan karantina," kata Murphy kepada wartawan di Canberra.

Meskipun ada jaminan dari Morrison bahwa kurva kasus COVID-19 di Australia melandai, jaringan supermarket terbesar Australia, Woolworths, memberlakukan batasan pembelian kertas toilet dan handuk dapur di seluruh negeri. Pada Maret, pedagang besar Australia membatasi pembelian semacam itu karena memborong hingga membuat rak-rak menjadi kosong di tengah kekhawatiran akan penguncian virus corona.

Pemerintah Australia bersikeras, sistem kesehatan Australia dapat mengatasi kenaikan kasus baru. Hingga kini, Australia telah mencatat total sekitar 7.500 kasus COVID-19 dengan 104 kematian, jauh di bawah banyak negara lain.

sumber : Reuters/Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement