REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok yang melakukan penembakan terhadap rombongan Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco yang bertugas di wilayah Republik Demokratik Kongo, Afrika, merampok peralatan tugas milik Sersan Mayor Rama Wahyudi. Perampasan terjadi saat Serma Rama telah tertembak dan tak sadarkan diri.
"Serma Rama Wahyudi sudah tidak sadarkan diri kemudian milisi merampok seluruh perlengkapan perorangan mulai dari senjatanya kemudian vest jaket, helm. Pengamanannya diambil semuanya oleh milisi," ujar Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Mayjen Victor Hasudungan Simatupang, dalam konferensi pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (26/6).
Victor menjelaskan, kejadian tersebut berawal ketika Serma Rama sebagai komandan tim melakukan tugas pergeseran pasukan dan dukungan logistik di wilayah Halulu, Kongo. Perjalanan dimulai sekira pukul 08.10 waktu setempat dan tiba di tempat tujuan dalam keadaan aman.
Ada 12 anggota TNI yang mendukung tugas tersebut dan dua orang prajurit dari Malawi. Sekitar pukul 13.00 waktu setempat, rombongan tersebut sudah tiba di Halulu untuk melaksanakan perbaikan-perbaikan. Pukul 16.00 waktu setempat, mereka kembali ke Mavivi, Kongo.
"(Dalam perjalanan) mereka ditembus oleh milisi dari Uganda yang masuk ke wilayah Kongo. Anggota kita diserang mengakibatkan Serma Rama mengalami luka tembak di dada dan perut," jelas Victor.
Saat penembakan terjadi, prajurit yang ada di rombongan tersebut melarikan diri dengan turun dari kendaraan dan berlindung ke roda truk. Mereka merayap menuju ke belakang APC pengawal bersama-sama dengan dua personel tentara Malawi.
"Tentara Malawi bisa menggunakan bahasa lokal dan membuka APC. Kalau mereka menggunakan bahasa Inggris kemungkinan tidak dibuka. Jadi APC berhasil dibuka, masuk ke dalamnya. Setelah itu dihitung jumlahnya, tahu-tahu masih ada ketinggalan Serma Rama Wahyudi," kata dia.
Saat itu, anggota TNI yang berada di dalam APC berteriak untuk meminta komandan timnya tersebut dijemput. Serma Rama tidak dapat melarikan diri karena sudah terkena luka tembak akibat serangan tersebut. Namun, dalam waktu 10 menit, Serma Rama sudah tidak sadarkan diri.