REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Kemenangan 2-0 atas Bologna menjadi respons terbaik Juventus pasca kekalahan dari Napoli di partai puncak Coppa Italia, pertengahan pekan lalu. Kemenangan di laga perdana pasca penghentian sementara Serie A itu sekaligus mengantarkan Si Nyonya Tua mempertahankan status sebagai capolista atau pemuncak klasemen sementara Serie A 2019/2020.
Tidak berhenti sampai disitu, hasil minor yang ditorehkan Lazio dan Inter Milan pada giornata ke-27, Kamis (25/6) dini hari WIB, juga memberikan keuntungan tersendiri buat I Bianconeri dalam persaingan perebutan gelar Scudetto musim ini. Sementara Inter Milan ditahan imbang Sassuolo, 3-3, Lazio dibekap Atalanta, 2-3, di laga lainnya. Atas hasil ini, Juventus meninggalkan raihan poin Lazio, yang berada di peringkat kedua, dengan keunggulan empat poin. Sedangkan dengan La Beneamata, Juventus telah unggul delapan angka.
Melakoni laga pada giornata ke-28 dengan menerima lawatan Lecce di Stadion Allianz Arena, Turin, Sabtu (27/6) dini hari WIB, Juventus memiliki kesempatan besar untuk memperlebar jarak poin dengan pesaing-pesaing terdekatnya tersebut. Kesempatan ini tentu mesti bisa dimanfaatkan tim besutan Maurizio Sarri itu demi memperbesar peluang untuk meraih gelar Scudetto musim ini sekaligus merengkuh gelar juara liga kesembilan secara beruntun.
Bek tengah Juventus, Leonardo Bonucci, mengakui, kemenangan atas Bologna menjadi titik penting dalam momentum kebangkitan I Bianconeri di sisa musim ini. Terlebih, pascakegagalan di partai final Coppa Italia, banyak kabar miring soal kondisi ruang ganti Juventus, termasuk soal perselisihan antara sejumlah pemain dan pelatih Maurizio Sarri. Namun, Bonucci menegaskan, performa di laga kontra Bologna menunjukan Si Nyonya Tua bisa bangkit.
''Itu menjadi kemenangan yang fudamental. Saat mengalami masa-masa sulit, maka kami harus bisa memberikan respons bagus dan laga itu menjadi respon terbaik kami. Apabila kami bisa tampil seperti ini, maka bukan tidak mungkin kami bisa meraih hal besar pada akhir musim ini,'' kata Bonucci seperti dilansir Football Italia, Kamis (25/6).
Sementara pelatih Juventus, Maurizio Sarri, menegaskan, ada perbaikan yang signifikan dalam performa anak-anak asuhnya, terutama dalam hal kondisi fisik. Dengan modal ini, mantan pelatih Chelsea itu berharap, anak-anak asuhnya bisa mempertahankan kondisi tersebut seraya menjaga momentum kemenangan dengan raihan tiga poin di laga kontra Lecce.
Kendati begitu, bukan berarti Sarri sepenuhnya puas dengan performa para penggawa Juventus. ''Dari segi fisik sudah ada peningkatan. Kami mampu menjaga tempo dan ritme permainan selama 70 menit laga. Jauh lebih baik di partai final Coppa Italia. Namun, kami sebenarnya bisa unggul lebih banyak gol di laga kontra Bologna, karena kami cenderung bertahan di 20 menit akhir laga. Ini bukan masalah taktik tapi soal psikologis pemain saat energi mereka telah terkuras,'' tutur pelatih berusia 61 tahun tersebut.
Sayangnya, di laga kontra Lecce, Sarri harus putar otak dalam urusan memilih pemain, terutama di pos bek kiri. Setelah Mattia De Sciglio dan Alex Sandro mengalami cedera, Danilo mesti absen di laga ini karena menerima kartu merah di partai kontra Bologna. Alhasil, Sarri tidak memiliki lagi pilihan bek kiri di tim utama Si Nyonya Tua. Opsi yang bisa diambil Sarri adalah dengan menurunkan Blaise Matuidi sebagai bek kiri atau memaksakan Juan Cuadrado tampil di sisi kiri. Pun dengan kemungkinan mempromosikan bek kiri dari tim u-23 Juventus.
Terlepas dari kondisi tersebut, Juventus bisa memanfaatkan keterpurukan yang tengah dialami Lecce. Tim besutan Fabio Liverani itu tercatat menelan kekalahan di tiga laga terakhir di pentas Liga Italia. Bahkan, di tiga laga tersebut, gawang tim berjuluk I Salentini itu kebobolan lebih dari tiga gol di setiap laga, termasuk saat menyerah 1-4 di tangan AC Milan, akhir pekan lalu.
Catatan buruk performa ini lantas berimbas pada posisi Lecce di papan klasemen sementara Serie A. Runner-up Serie B musim lalu itu terpuruk di zona degradasi, tepatnya di peringkat ke-18 dengan raihan 25 poin dari 27 laga. Namun, asa Lecce untuk bisa tetap bertahan di Serie A masih terbuka. Pasalnya, Lecce mengantongi poin yang sama dengan Genoa, yang berada di peringkat ke-17. Alhasil, raihan tiga poin di laga kontra Juventus menjadi satu-satunya opsi buat Lecce untuk bisa memperbesar peluang keluar dari zona degradasi.
Pelatih Lecce, Fabio Liverani, mengakui, raupan tiga poin dalam lawatan ke markas Juventus itu bakal sulit didapatkan anak-anak asuhnya. Apalagi, jeda selama tiga bulan akibat pandemi Covid-19 membuat para penggawa Lecce kesulitan menjaga kondisi kebugaran dan langsung menemukan ritme permainan. Namun, ini menjadi tantangan tersendiri buat para penggawa Lecce dalam persiapan menghadapi juara bertahan Serie A.
''Selain masalah fisik, problem utama kami adalah masalah mentalitas bertanding para pemain. Apabila kami tidak bisa mengembalikan kondisi kebugaran dan mental kami, maka rasanya akan sulit untuk bisa bertahan di kompetisi ini. Karena itu, di laga berikutnya, kami harus bisa bersiap dengan lebih maksimal,'' kata Liverani seperti dikutip Football Italia.
Kendati tidak diunggulkan di laga ini, Lecce sebenarnya memiliki kemampuan untuk menyulitkan Si Nyonya Tua. Hal ini merujuk pada hasil enam bentrokan terakhir dengan I Bianconeri. Di enam pertemuan terakhir dengan I Bianconeri di pentas Serie A, Lecce meraih satu kemenangan dan tiga hasil imbang, termasuk saat menahan imbang Juventus, 1-1, pada paruh pertama musim ini.