Jumat 26 Jun 2020 22:20 WIB

Pencarian 7 Nelayan Hilang di Selat Sunda Dihentikan

Tim gabungan sudah melakukan penyisiran maksimal mencari 7 nelayan.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Tim gabungan sudah melakukan penyisiran maksimal mencari 7 nelayan.  Ilustrasi Kapal Tenggelam
Foto: Foto : MgRol112
Tim gabungan sudah melakukan penyisiran maksimal mencari 7 nelayan. Ilustrasi Kapal Tenggelam

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG— Tim SAR gabungan dari Basarnas, Polair, Lanal, dan masyarakat nelayan akhirnya memutuskan untuk menghentikan upaya pencarian tujuh nelayan yang hilang di Selat Sunda pada Kamis (25/6). Keputusan ini diambil setelah upaya pencarian oleh para petugas tidak membuahkan hasil hingga tenggat waktu tujuh hari.  

Humas Basarnas Banten, Warsito, menyebut penghentian upaya pencarian ini telah sesuai dengan SOP (standar operasional prosedur) SAR. Petugas gabungan disebutnya telah melakukan pencarian hingga ke perairan Lampung namun tetap nihil hasil.  

Baca Juga

"Pertimbangan kita melakukan pengehentian pencarian karena sesuai SOP tujuh hari pelaksanaan operasi. Jadi setelah ini yang ada adalah pemantauan dari elemen masyarakat, entah nelayan atau juga petugas kemanusiaan lain dari Lanal atau Polair," jelas Warsito, Jumat (26/6).  

Kendati masa pencarian oleh Tim SAR telah dihentikan, pihaknya akan tetap memantau setiap informasi tentang keberadaan para nelayan yang hilang dan meminta masyarakat turut membantu.   

"Kita tidak tahu, entah para nelayan ini sudah diselamatkan perahu lain dan belum diinformasikan ke kita atau kemungkinan lainnya. Jadi kalau ada yang memiliki informasi terkait nelayan yang hilang bisa hubungi Basarnas di 115," katanya.  

Warsito menuturkan Tim SAR bahkan telah memperluas daerah pencarian hingga ke Lampung seperti Bengkunat, Kalianda, dan Bakauheni. Namun, dari hari kedua pencarian hingga hari terakhir para petugas tidak menemukan nelayan yang hilang. 

Dia juga menjelaskan, para petugas SAR dalam proses pencarian selama ini juga dihadapkan dengan gelombang air laut yang cukup tinggi. Ketinggian gelombang laut dikatakannya mulai dari dua hingga empat meter.  

"Sebenarnya kalau di hari keenam saja ada lagi yang ditemukan, pencarian bisa saja diperpanjang, tapi sampai terakhir tidak ada. Ada kemungkinan juga kalau nelayan sampai ke Samudra Hindia, bisa saja kalau dia memang mengapung," ujarnya.  

Seperti diketahui, pada Kamis (18/6) lalu sebuah kapal nelayan KM. Puspita Jaya yang membawa 16 orang penumpang terhantam gelombang tinggi di perairan Selat Sunda. Kapal tersebut terbalik, sembilan nelayan berhasil ditemukan dengan selamat namun tujuh orang lagi belum ditemukan.  

Sementara Kepala Balai Besar MKG Wilayah II Hendro Nugroho menuturkan dalam beberapa pekan terakhir gelombang laut di Selat Sunda memang cukup tinggi. 

Pihaknya juga baru mengeluarkan peringatan tinggi gelombang di Selat Sunda bagian Barat dan Selatan yang diperkirakan bisa mencapai empat meter sejak Kamis (25/6).  

"Untuk saat ini kita juga baru mengeluarkan warning tinggi gelombang sejak tanggal 25 kemarin dengan ketinggian dari 2,5 meter sampai 4 meter. Sementara diprakirakan terkadi selama tiga hari di Selat Sunda bagian Barat dan Selatan," jelas Hendro Nugroho.  

Atas peringatan gelombang tinggi ini, ia meminta setiap pihak yang beraktivitas di sekitar perairan yang diprediksi terjadi gelombang tinggi untuk terus waspada. "Baik perahu nelayan, kapal tongkang, kapal pesiar, kapal fery semuanya harus waspada demi keselamatan," ujar dia.   

Masyarakat pesisir hingga setiap orang yang beraktivitas di sekitar perairan dengan gelombang tinggi diharapkannya tetap waspada akan bahaya gelombang tinggi ini.

Peristiwa terbaliknya kapal nelayan karena gelombang tinggi di Selat Sunda disebutnya harus membuat semua pihak untuk waspada jika ingin beraktivitas di wilayah dengan gelombang tinggi.  

"Imbauannya saya harap agar setiap pihak tetap waspada akan resiko keselamatan pelayaran dan juga bagi warga di pesisir harap untuk memperhatikan resiko tinggi untuk keselamatan pelayaran perahu nelayan, kapal tongkang, ferry semuanya agar waspada sepanjang masa warning ini," katanya. 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement