REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Puluhan perempuan menggelar unjuk rasa di pusat Kota Paris. Para perempuan itu mendukung polisi Prancis yang kini mulai merasa tidak puas karena merasa pemerintah tidak adil memperlakukan mereka dalam isu rasisme.
Setiap hari polisi-polisi Prancis menggelar unjuk rasa yang penuh risiko di seluruh penjuru negeri itu. Serikat polisi menuduh pemerintah mengambinghitamkan mereka atas penyakit sosial yang sudah mengakar.
Menurut polisi pemerintah Prancis sengaja mengincar mereka untuk memadamkan kemarahan masyarakat Prancis terhadap rasisme dan brutalitas polisi yang dipicu kematian George Floyd di Amerika.
Para perempuan yang berunjuk rasa pada Sabtu (27/6) di depan markas besar polisi Prancis adalah istri polisi atau mitra mereka. Salah satu pengunjuk rasa membawa spanduk yang bertuliskan pesan pada Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner yaitu 'Hormati Polisi Kami'.
Pada bulan ini Castaner membuat polisi Prancis marah setelah mengakui ada banyak kasus rasisme di kepolisian negara itu. Ia mengajukan rencana untuk menghukum setiap polisi yang terbukti bersalah 'atas kasus rasisme'.
Pada Jumat (26/6) malam ratusan polisi menggelar unjuk rasa di luar gedung konser Bataclan, Paris. Tempat 90 orang terbunuh dalam serangan teroris Islam tahun 2015 lalu.