REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) mendukung Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Liga Arab untuk terus mengkampanyekan perdamaian di Palestina dan Israel. Persis juga mengecam dan mengutuk upaya Israel menganeksasi wilayah Tepi Barat di Palestina.
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PP Persis, Ustaz Yusuf Burhanuddin menyampaikan, anggota OKI dan Liga Arab punya masalah sendiri sendiri di dalam kawasan. Sehingga memperlemah lobi-lobi mereka di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), terutama untuk meyakinkan Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu utama Israel.
"Bagaimana mereka mampu menyelesaikan perdamaian di Timur Tengah, sementara persoalan di dalam negeri dan kawasan mereka sendiri terdapat konflik yang belum terselesaikan," kata Ustaz Yusuf kepada Republika, Jumat (26/6).
Ia mengatakan, permasalahan dan konflik yang ada di negara-negara anggota OKI dan Liga Arab menjadi setumpuk persoalan. Pertanyaan besarnya untuk OKI dan Liga Arab, sejauh mana upaya mereka menyelesaikan masalah di dalam kawasan. Sehingga OKI dan Liga Arab menjadi sebuah persaudaraan dan kekuatan yang kuat dalam melancarkan lobi-lobi di PBB terutama di Dewan Keamanan PBB.
Ia menyampaikan, walaupun usaha-usaha yang dilakukan OKI dan Liga Arab mungkin akan gagal karena bisa diveto oleh AS, minimal bisa lebih meyakinkan untuk terus memperjuangkan hak-hak kemanusian rakyat Palestina. Karena rakyat Palestina sejak dulu sampai sekarang terus menerus mendapat tekanan dari Israel.
"Pemerintah Indonesia juga harus lebih kuat lagi menyuarakan penolakan (pada Israel yang akan menganeksasi Tepi Barat) ini," ujarnya.
Persis mendukung Indonesia untuk terus kampanye menolak Israel menganeksasi Tepi Barat. Maka pemerintah Indonesia harus lebih kuat lagi menyuarakan penolakan aneksasai ini. Sekalipun Indonesia tidak memiliki kekuatan yang kuat di mata internasional secara ekonomi, militer dan politik, tapi setidaknya ini akan menjadi suara-suara kemanusiaan untuk menjalin kekuatan opini bahwa dunia internasional menolak rencana Israel menganeksasi wilayah Tepi Barat.