Ahad 28 Jun 2020 11:41 WIB

Mentan Syahrul Luncurkan Gerakan Pangan Lokal

Wabah Covid-19 menjadi momentum yang tepat untuk meningkatkan industri pangan lokal

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Hiru Muhammad
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ikut serta memanen padi petani. Kementan yakin sektor pertanian bisa memberi daya ungkit pada perekonomian kuartal II
Foto: Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ikut serta memanen padi petani. Kementan yakin sektor pertanian bisa memberi daya ungkit pada perekonomian kuartal II

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, meluncurkan gerakan pangan lokal untuk mendukung upaya pemerintah dalam melakukan diversifikasi pangan. Gerakan itu diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat akan ragam pangan lokal sumber karbohidrat selain beras.

"Diversifikasi pangan lokal bukan sekedar makanan. Tapi sebenarnya sudah menjadi budaya sejarah yang harus kita jaga, makanya kita harus sosialisasi yang kuat," kata Syahrul di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Ahad (28/6).

Syahrul mengatakan, banyak makanan sehat yang mengenyangkan selain nasi. Misalnya, jagung, sagu, kentang, sorgum, pisang hingga ubi-ubian. Pangan-pangan itu, kata Syahrul, saat ini sudah tersedia di berdasarkan wilayahnya hanya saja perlu dikembangkan untuk bisa lebih dikenal konsumen.

Memperkuat peran pangan lokal, menurut Syahrul, sekaligus mendukung ketahanan pangan dalam negeri. Momentum Covid-19 menjadi waktu yang tepat untuk mulai menggelorakan aneka pangan lokal yang nantinya diharapkan menurunkan ketergantungan konsumen kepada beras.

"Pertanian akan selalu berhadapan dengan cuaca, hama, dan tantangan produktivitas beras. Kalau diversifikasi dilakukan, bisa mengurangi ketergantungan kita," katanya.

Soal langkah kokret yang dilakukan, Syahrul mengatakan, upaya diversifikasi sejatinya sudah dilakukan sejak lama. Hanya saja perlu penguatan dukungan program. Kementan mendorong agar diversifikasi pangan lokal dilakukan berbasis kewilayahan agar mudah dalam budidaya. "Ke depan kita mau satu wilayah satu komoditas yang kuat. Kita coab fokus, misalnya di Papua, Maluku, Sulawesi masing-masing apa yang cocok," katanya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement