REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA--Menjelang pilkada serentak 2020 yang diikuti Kabupaten Purbalingga, Bupati Dyah Hayuning Pratiwi menggelar acara silaturahmi dengan jajaran pengurus PC NU dan PD Muhammadiyah Purbalingga, Sabtu (27/6) dan Ahad (28/6). Acara yang dilaksanakan di pendopo Setda setempat, juga dihadiri Ketua DPRD Bambang Irawan serta sejumlah pejabat Pemkab Purbalingga.
"Kami atas nama pemerintah, menyampaikan terima kasih pada PC NU dan PD Muhammadiyah karena telah banyak membantu Pemkab di segala bidang. Tidak hanya bidang keagamaan dan pembinaan umat, tapi juga bidang pendidikan, sosial, kesehatan maupun perekonomian,'' jelasnya.
Bupati Tiwi juga menyatakan, pilkada serentak yang akan diikuti Kabupaten Purbalingga, rencananya akan dilaksanakan pada 9 Desember 2020. Dia meminta pada kedua ormas keagamaan tersebut, untuk bersama-sama membangun iklim kondusif, menyebarkan virus positif dan virus kedamaian, sehingga pilkada bisa berjalan aman, lancar dan kondusif.
"Insha Allah, ke depan Pemkab Purbalingga juga akan terus membantu keluarga besar PCNU dan PD Muhammadiyah untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang sudah berjalan," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga menyebutkan, Pemkab Purbalingga saat ini sedang mempersiapkan tatanan new normal agar segala aspek kehidupan tetap bisa berjalan. Termasuk dalam hal kegiatan keagamaan. "Saat ini, kami sudah membuka kembali rumah ibadah sebagai tempat ibadah, tentunya dengan memperhatikan protokol kesehatan,"katanya.
Ke depan, kata Bupati, kegiatan pengajian juga akan diizinkan kembali, dengan syarat harus selalu mematuhi protokol kesehatan. "Yang masih sulit untuk merumuskannya, adalah soal ketentuan menjaga jarak. Soalnya, jumlah jamaah yang hadir bisa mencapai ratusan bahkan ribuan. Nanti harus ada pembatasan," katanya.
Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Purbalingga Ali Sudharmo, mengatakan Muhammadiyah selama ini akan terus membantu kegiatan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, salah satunya melalui sektor pendidikan. "Saat ini, PD Muhammadiyah Purbalingga memiliki program mendirikan perguruan tinggi," katanya.
Dia menyebutkan, perguruan tinggi yang akan didirikan Muhammadiyah di Purbalingga, berbentuk Politeknik dengan jenjang pendidikan Diploma 3 (D3). Sebagai langkah awal, program studi yang akan dibuka terdiri dari prodi Farmasi, Desain Grafis dan Rekam Medik.
"Kami akan membuka jurusan D3 Farmasi karena SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga ada jurusan farmasi. Kalau tidak diteruskan sampai D3, maka ijazahnya tidak bisa dipakai untuk mencari kerja," katanya.
Terkait dengan adanya kontroversi seputar RUU Haluan Ideologi Pancasila (RUU-HIP), dia menegaskan Muhammadiyah telah meminta pemerintah agar RUU-HIP dicabut dari pembahasan maupun Prolegnas. ''Kami di Purbalingga tidak akan mengerahkan masa. Namun melalui PP Muhammadiyah, kami mendesak agar RUU-HIP dicabut," tegasnya.