Ahad 28 Jun 2020 15:45 WIB

Dosen UBSI Tasikmalaya Kenalkan Aplikasi Pembelajaran Daring

Kegiatan itu diikuti pelajar SMP-SMA dan SMK.

Dokumentasi kegiatan pengenalan aplikasi pembelajaran daring kepada Siswa/Siswi SMP-SMA/SMK di   Yayasan Artanita yang diselenggarakan oleh dosen Kampus UBSI Tasikmalaya.
Foto: Ok UBSI
Dokumentasi kegiatan pengenalan aplikasi pembelajaran daring kepada Siswa/Siswi SMP-SMA/SMK di Yayasan Artanita yang diselenggarakan oleh dosen Kampus UBSI Tasikmalaya.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA --  Dosen Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Program Studi Diluar Kampus Utama (PSDKU) Tasikmalaya melakukan kegiatan pengenalan aplikasi pembelajaran daring seperti Zoom,  Google Meet dan Google Classroom kepada siswa/siswi SMP-SMA/SMK di Yayasan Artanita. 

Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, mulai Jumat hingga Ahad (19-21 Juni 2020) dan dilakukan secara online via Zoom pukul 13.00 WIB hingga 15.00 WIB itu menampilkan  nara sumber Imam Amirullah.

 

Imam Amirullah mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para siswa/siswi SMP-SMA/SMK di Yayasan Artanita tentang bentuk pembelajaran daring.

“Selain untuk menambah wawasan mengenai pembelajaran daring, kegiatan ini juga sebagai salah satu bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat,”  ujar Imam dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

photo
Imam Amirullah, dosen UBSI Tasikmalaya memperkenalkan aplikasi pembelajaran daring kepada pelajar SMP, SNA dan SMK.  (Foto: Dok UBSI)

Ia menambahkan,  kegiatan ini perlu dilakukan agar terjaga hubungan baik antara kampus  dengan lingkungan dan masyarakat sekitar dan meningkatkan sinergi akademis secara berkelanjutan. 

“Pada kegiatan ini kami para dosen UBSI PSDKU Tasikmalaya menyampaikan materi seputar cara penggunaan aplikasi pembelajaran daring seperti Zoom, Google Meet dan Google Classroom,”   kata Imam.

Lebih lanjut Imam menyampaikan pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia menjadikan sebagian besar masyarakat beralih ke pola hidup yang serba digital. Hal itu  dikarenakan hampir semua kegiatan harus dilakukan dari rumah, mulai dari belajar di rumah, bekerja dari rumah hingga ibadah di  rumah. 

“Dengan alasan ini pula kegiatan pengabdian pada masyarakat ini kami lakukan, agar membantu masyarakat dalam melakukan aktivitas yang dilakukan dari rumah dengan bantuan teknologi dapat berjalan dengan lancer,”  tutup Imam.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement