REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Sembilan pabrik yang tersebar di Arab Saudi mampu memproduksi hingga 2,5 juta masker per hari. Masker sebanyak itu dibuat demi memasok kebutuhan dalam negeri Saudi.
Jubir Kementerian Industri dan Sumber Daya Mineral Saudi Jarrah Al-Jarrah mengakui tingginya kebutuhan masker. Apalagi setelah Saudi mengumumkan kewajiban mengenakan masker sebagai protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Para pengguna masker diantaranya tenaga medis, pegawai pemerintah, pekerja kantoran dan masyarakat umum.
Otoritas Makanan dan Obat Saudi (SFDA) juga mengakui tingginya kebutuhan masker. Bahkan dalam dua pekan terakhir total impor masker mencapai 10 juta unit. Sehingga Saudi perlu menggenjot pabrik domestik agar bisa memasok kebutuhan lokal.
Al-Jarrah memastikan pihaknya bekerja dengan lembaga pemerintah dan swasta untuk memastikan ketersediaan masker. Saudi berniat punya gudang strategis guna menampung masker bahkan setelah pandemi Covid-19 berakhir.
"Kementerian ini berupaya keras bersama SFDA untuk mempercepat akreditasi dan lisensi bagi investor yang ingin membuat produk masker," kata Al-Jarrah dilansir dari Saudi Gazette pada Sabtu (27/6).
"Kami juga berkoordinasi dengan Kementerian lain untuk mengamankan jalur suplai masker," sebut Al-Jarrah.
Al-Jarrah mengklaim krisis yang timbul selama pandemi Covid-19 membuktikan kemampuan Saudi di sektor industri. Saudi merasa mampu melakukan produksi masker dalam skala besar.
"Kinerja produksi di pabrik-pabrik disesuaikan dengan kebutuhan pasar," ujar Al-Jarrah.